Looklet - User: Rifitria (Looks my Style)

Looklet - User: syarhevaa (Looks)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Review Teori Komunikasi Organisasi

TEORI STRUKTURAL KLASIK (Objektivisme)
Terdapat di dalamnya adalah organisasi sosial, yaitu adalah organisasi yang berpedoman pada interaksi sosial pada masyarakat. Hal yang dimaksud di sini adalah, organisasi tersebut berorientasi pada segala macam bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat tersebut.

ORGANISASI FORMAL (BIROKRASI)
Karakteristik birokrasi weber:
Jabatan mempengaruhi sikap : jabatan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki oleh orang tersebut, baik dalam bidang pendidikan maupun status sosialnya di masyarakat. Dengan adanya latar belakang tersebut, mempengaruhi bagaimana seseorang tersebut berperilaku dengan segala wewenang yang dimiliki.
Wewenang dan aturan : wewenang yang terdapat di dalam sebuah organisasi di atur dan dibatasi oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam organisasi tersebut.
Ada wewenang – ada jabatan : wewenang yang terdapat di dalam sebuah organisasi dijalankan oleh seseorang yang memiliki jabatan masing – masing di dalam organisasi tersebut.
Setiap organisasi memiliki divisi : setiap organisasi memiliki bagian atau divisi – divisi di dalamnya yang mempunyai fungsi dan tugas masing – masing dalam mencapai tujuan organisasi.
Wewenang dan tanggung jawab : wewenang yang dimiliki seseorang di dalam organisasi juga mengandung tanggung bjawab di dalamnya saat menjalankan tugasnya.
Sifat prosedur : prosedur – prosedur yang ada di dalam organisasi memiliki sifat – masing – masing, baik yang bersifat memaksa atau harus dipenuhi atau prosedur yang dijalankan berdasarkan formalitas saja.
Fungsi prosedur : fungsi prosedur dalam sebuah organisasi adalah menciptakan ketertiban dan kelangsungan kinerja yang sistematis dalam organisasi tersebut.
Pemisahan kehidupan pribadi dan organisasi : hal ini berfungsi agar kinerja anggota organisasi dapat profesional dan lebih maksimal.
Pemilihan pegawai : pemilihan pegawai di dalam sebuah organisasi sangatlah penting. Proses ini dapat dilihat dengan apakah pegawai tersebut mengerti visi dan misi organisasi dan dapat menjadi orang yang tepat untuk menjaga citra organisasi.
Kenaikan jabatan : dalam hal kenaikan jabatan dalam sebuah organisasi dapat dilihat dari faktor kinerja pegawai tersebut dan berapa lama pegawai tersebut mengabdi pada organisasi.


TEORI TRANSISIONAL
Teori transisi (perbedaan) antara teori struktural klasik dan teori-teori mutakhir. Ditekankan pada teori ini ada hubungan dengan manusiawinya. Beberapa ahli yang mengemukakan teori adalah:

>> Teori Kewenangan dari Chester Barnard
Teori dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan perlu dihindari setelah munculnya birokrasi Cth: suatu organisasi yang otoritas/hierarkis). Sejak itu muncul Barnard dengan Publikasinya, The Function of Executive yaitu Fungsi pertama seorang eksekutif adalah mengembangkan dan memelihara suatu sistem komunikasi .
Contoh: Suatu atasan disebuah perusahaan .
Barnard juga mengatakan bahwa kewenangan merupakan suatu fungsi kemauan untuk bekerjasama. Ada 4 syarat yang harus dipenuhi sebelum menerima sebuah pesan secara otoritatif yaitu :
Orang tersebut harus memahami pesan yang dimaksud. Jelas karena bila yang dikirim pesan tidak memahami pesan yang dimaksud secara jelas, maka tidak bisa merespon pesanya secara benar ( miscommunication).
Orang tersebut percaya bahwa pesan itu bertentangan dengan tujuan organisasi. Karena pesan yang disampaikan disini yaitu sebuah pesan secara otoritatif (mempunyai kewenangan/kekuasaan) jadi jelas bertentangan dengan tujuan organisasi.
Orang tersebut percaya pada saat ia memutuskan untuk bekerjasama, pesan yang dimaksud sesuai dengan minatnya. Bila tidak sesuai dengan minatnya maka pesan tersebut akan diabaikan
Orang tersebut memiliki kemampuan fisik dan mental untuk melaksanakan pesan. Karena agar bisa menindak lanjuti apa yang telah disampaikan. Teori-teori ini dikenal dengan teori penerimaan kewenangan . Kewenangan akan menjadi nyata apabila diterima oleh si penerima pesan tapi ia menunjukan bahwa pesan tidak dapat dianalisis, dinilai dan diterima atau ditolak dengan sengaja tetapi kebanyakan arahan, perintah dan pesan persuasif termasuk kedalam zona acuh tak acuh. Barnard menyamakan suatu kewenangan dengan komunikasi yang efektif, karena melakukan tugas untuk memerintah diperlukan komunikasi yang aktif agar suatu pesan atau perintah tersebut berhasil untuk mempersuasif.
Contoh: Atasan disuatu perusahaan yang memerintah bawahannya untuk mengikuti peraturan perusahaan dg baik. Penolakan suatu komunikasi sama dengan penolakan kewenangan komunikator. 
Barnard menganggap teknis komunikasi lisan dan tulisan adalah suatu yang penting harus dipelajari dan bisa menerapkan teknik tersebut dengan tepat . Dari teorinya ini Barnard dikatakan pelopor yang menempatkan dan menjadikan komunikasi penting sebuah perusahaan.

>> Teori Hubungan Manusiawi dari Elton Mayo
Mayo dikenal sebagai pemrakarsa teori hubungan manusia. Penelitian Mayo dan kawan-kawannya dikenal dengan The Hawtorn Effect (Efek Hawthorne): “kondisi kerja yang menyenangkan, bebas dan membahagiakan dapat meningkatkan produktifitas”. Mayo dan kawan-kawan mengemukakan bahwa suatu kelompok memiliki kehidupannya sendiri lengkap dengan segala adat kebiasaan, norma dan kontak sosial yang efektif atas anggotanya, implikasinya dalam organisasi adalah struktur informal hubungan sosial selalu ada dibalik struktur organisasi formal dan banyak fenomena yang tidak dapat dijelaskan dengan dalil apapun. Kritik atas teori ini adalah mashab ini terlalu fokus pada orang-orang dan hubungan mereka tetapi mengabaikan keseluruhan sumber daya organisasi dan anggotanya.

>> Teori Fussi Bakko Argyns
Sadar akan banyaknya masalah dalam rangka memuaskan minat manusia yang berlainan dan dalam rangka memenuhi tuntutan penting struktur birokrasi. Bakke (1950) menyarankan suatu proses fusi. Ia berpendapat bahwa organisasi, hingga suatu tahap tertentu, mempengaruhi individu, sementara pada saat yang sama individu pun mempengaruhi organisasi. Hasilnya adalah suatu organisasi yang dipersonalisasikan oleh setiap individu pegawai dan individu-individu yang disosialisasikan oleh organisasi. Karena itu setiap pegawai menunjukkan ciri-ciri organisasi, dan setiap iabatan tampak unik seperti individu yang mendudukinya. Setelah fusi, setiap pegawai tampak lebih menyerupai organisasi, dan setiap jabatan dalam organisasi dimodifikasi sesuai dengan minat khusus individu.
Argyris (1957) berpendapat bahwa ada suatu ketidaksesuaian yang mendasar antara kebutuhan pegawai yang matang dengan persyaratan formal organisasi. Organisasi mempunyai tujuan yang berlawanan dengan tujuan pegawai perseorangan. Para pegawai mengalami frustrasi sebagai akibat dan ketidaksesuaian tersebut; sebagian pegawai mungkin meninggalkan tempat kerja mereka, menjadi apatis dan acuh tak acuh. Melalui konflik ini para pegawai lainnya menyadari untuk tidak mengharapkan kepuasan dari pekerjaan mereka. Banyak orang mengetahui berdasarkan pengalaman pribadi bahwa penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan suatu organisasi formal tidak mudah dan tidak dapat diharapkan terjadi secara otomatis.

>> Teori Peniti Penyambung dari Likert
Konsep ini berhubungan dengan kelompok-kelompok dalam organisasi yang saling tumpang tindih munculnya konsep supervisory ada disini dan penyedia atau supervisor berfungsi sebagai peniti penyambung. Struktur ini menunjukan hubungan antar kelompok daripada hubungan antar pribadi. Organisasi yang menganut konsep ini menggalakan orientasi ke atas daripada ke bawah. Komunikasi, pengaruh pengawasan dan pencapaian tujuan diarahkan ke atas organisasi. Proses kelompok dalam organisasi semacam ini sangatlah penting karena semua kelompok harus sama efektif karena organisasi tidak dapat menjadi kuat jika kelompok-kelompok tersebut lemah. Pada penelitiannya Likert menyatakan bahwa gaya manajemen dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:
Sistem 1 
Manajemen tidak memiliki kepercayaan terhadap bawahan dan bawahan tidak memiliki kewenangan untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan atasan.
Sistem 2 
Manajemen berkenan untuk percaya pada bawahan seperti halnya hubungan majikan dan budak. Keputusan ada diatas tetapi ada sedikit kesempatan bagi bawahan untuk turut memberikan masukan atas keputusan itu.
Sistem 3 
Manajer mulai membuka diri terhadap bawahan tetapi tidak terlalu percaya. Bawahan boleh bebas berhubungan/ diskusi dengan atasan dan sudah mulai ada hubungan/interaksi antara atasan dan bawahan.
Sistem 4 
Manajemen sepenuhnya percaya pada bawahan. Semua diberi kesempatan untuk membuat keputusan.


TEORI SISTEM
Defini sistem sosial
Menurut Katz & Kahn
“Kebanyakan interaksi kita dengan orang lain merupakan tindakan komunikatif (verbal/non verbal, bicara / diam)”
Menurut Scott(1961) :
“Organisasi terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan-pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi.”
Sistem organisasi merupakan bagian-bagian dalam organisasi yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
- Nonsumativitas
Unsur-unsur struktur, fungsi dan evolusi
Keterbukaan, dimana organisasi adalah sistem sosial
- Hierarki
Sistem organisasi memiliki bagian-bagian diantaranya, status & pola peranan yang menghasilkan pengharapan , keadaan fisik dalam mana pekerjaan dilakukan , individu & kepribadian yang ia bawa kepadanya, organisasi formal / pola pekerjaan yang saling berhubungan , pola interaksi informal di antara individu-individu .


Ad-Hokrasi dan Teori Buck Rogers
Teori Buck Rogers yang lazim dan kontemporer mengenai organisasi adalah organisasi matriks, yaitu suatu organisasi yang berlapiskan organisasi fungsional yang lebih tradisional. Organisasi matriks dan ad-hokrasi adalah organisasi-organisasi komunikasi saat ini dan masa depan. Studi komunikasi adalah studi organisasi. Praktek organisasi saat ini menegaskan prediksi teoritis terdahulu, fungsi pertama seorang esekutif memang adalah menciptakan dan memelihara suatu system komunikasi. Komunikasi system adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah teori Buck Rogers mengenai organisasi.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Reformasi

Pengertian Reformasi
Reformasi berarti perubahan radikal untuk perbaikan dalam bidang sosial, politik atau agama di dalam suatu masyarakat atau negara. Orang-orang yang melakukan atau memikirkan reformasi itu disebut reformis yang tak lain adalah orang yang menganjurkan adanya usaha perbaikan tersebut tanpa kekerasan.
Reformasi berarti perubahan dengan melihat keperluan masa depan, menekankan kembali pada bentuk asal, berbuat lebih baik dengan menghentikan penyimpangan-penyimpangan dan praktik yang salah atau memperkenalkan prosedur yang lebih baik, suatu perombakan menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, sosial dan tentu saja termasuk bidang pendidikan. Reformasi juga berarti memperbaiki, membetulkan, menyempurnakan dengan membuat sesuatu yang salah menjadi benar. Oleh karena itu reformasi berimplikasi pada merubah sesuatu untuk menghilangkan yang tidak sempurna menjadi lebih sempurna seperti melalui perubahan kebijakan institusional. Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa karakteristik reformasi dalam suatu bidang tertentu yaitu adanya keadaan yang tidak memuaskan pada masa yang lalu, keinginan untuk memperbaikinya pada masa yang akan datang, adanya perubahan besar-besaran, adanya orang yang melakukan, adanya pemikiran atau ide-ide baru, adanya sistem dalam suatu institusi tertentu baik dalam skala kecil seperti sekolah maupun skala besar seperti negara sekalipun.
Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia yang berfungsi menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.
Politik
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.
Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan daerah.
Soeharto merestrukturisasi politik dan ekonomi dengan dwitujuan, bisa tercapainya stabilitas politik pada satu sisi dan pertumbuhan ekonomi di pihak lain. Dengan ditopang kekuatan Golkar, TNI, dan lembaga pemikir serta dukungan kapital internasional, Soeharto mampu menciptakan sistem politik dengan tingkat kestabilan politik yang tinggi.


Eksploitasi Sumber Daya
Selama masa pemerintahannya pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970-an dan 1980-an.
Warga Tionghoa
Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak asasi mereka. Kesenian barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas Tionghoa Indonesia Mereka pergi hingga ke Mahkamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung Indonesia waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa Tionghoa Indonesia berjanji tidak menghimpun kekuatan untuk memberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia.
Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh militer Indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang Tionghoa Indonesia bekerja juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan pengakuan pemerintah.
Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan. Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.
Pasca-Orde Baru
Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan "Era Reformasi".
Masih adanya tokoh-tokoh penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi ini sering membuat beberapa orang mengatakan bahwa Orde Baru masih belum berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi atau Orde Reformasi sering disebut sebagai "Era Pasca Orde Baru".
Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru
Sukses KB
Sukses memerangi buta huruf
Sukses swasembada pangan
Pengangguran minimum
Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Sukses Gerakan Wajib Belajar
Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
Sukses keamanan dalam negeri
Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat
Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibredel
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius"
Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden selanjutnya).
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer. Presiaden Soekarno di gulingkan waktu Indonesia menggunakan sistem ekonomi komando.
Era 1950-1959 ialah era dimana presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950, sange dimana periode ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.
Latar Belakang
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet parlementer.
Konstituante
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru. Maka Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada UUD 1945.
Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang membubarkan Konstituante.
Kabinet-kabinet
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
1950-1951 - Kabinet Natsir
1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
1952-1953 - Kabinet Wilopo
1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
1957-1959 - Kabinet Djuanda
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah dekrit yang mengakhiri masa parlementer dan digunakan kembalinya UUD 1945. Masa sesudah ini lazim disebut masa Demokrasi Terpimpin
Isinya ialah:
1.Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
2.Pembubaran Konstituante
3.Pembentukan MPRS dan DPAS.
Contoh artikel Orde Lama :
Demokrasi Minimalis
Dari zaman orde lama hingga orde reformasi, Indonesia mengalami dan merasakan sedikitnya 2 (dua) model demokrasi yang sangat menonjol. Soekarno dengan konsep demokrasi terpimpinnya, dilanjutkan lagi dengan Soeharto yang juga membawa model demokrasi yang menurutnya lebih canggih dari yang sebelumnya dan dinamakan demokrasi Pancasila. Dan di era reformasi, prototipe demokrasi masih dalam tahap menuju penyempurnaan.  Entah sampai kapan kita harus menunggu. Demokrasi Terpimpin yang dipelopori oleh Bung Karno berdasarkan pada catatan-catatan dari para peneliti justru menemukan bahwa pada era tersebut demokrasi bertumbuh dengan baik. Masa keemasan demokrasi ini berlangsung sekian lama sampai blok barat dibuat gerah.  Pada saat itu demokrasi menjadi hal yang sangat istimewa hingga intervensi asing ikut bermain guna mengacaukan stabilitas nasional yang berujung pada pergantian kepemimpinan nasional.
Pada tahap Demokrasi Pancasila yang dipelopori oleh Pak Harto. Keadaan berubah seratus delapan puluh derajat. Dengan jargon stabilitas politik maka benih-benih demokrasi yang sebelumnya sudah mulai mekar terpaksa harus dibonsai. Hal-hal yang berbau orde lama dianggap tidak layak lagi digunakan. Pengkerdilan demokrasi ini berlanjut selama 32 tahun kepemimpinan beliau, dan akhirnya mencapai titik didihnya sekaligus melahirkan orde reformasi.
Pada dua model demokrasi di atas, ada satu persamaan yang mungkin bisa menjadi perdebatan yakni masing-masing melahirkan individu yang sangat kuat dalam setiap lini pemerintahan sehingga menjadikan mereka seperti manusia setengah dewa.  Untuk itulah protitipe demokrasi yang layak untuk dikembangakan dalam kondisi global seperti ini adalah demokrasi minimalis. Artinya kita tidak perlu kembali ke masa orde lama atau baru. Demokrasi minimalis bisa meredam model demokrasi barat yang sangat liberal sebaliknya kita tidak perlu mengenyampingkan nilai-nilai universal dari demokrasi itu sendiri.
Kecenderungan kita dalam menerapkan demokrasi adalah berkaca pada demokrasi barat. Salah satu indikatornya adalah proses pergantian kepemimpinan dalam setiap level harus melalui pemilihan langsung. Nah apa yang didapat, nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat hancur berantakan. Bahkan ada komunitas-komunitas tertentu yang telah sekian lama hidup berdampingan dengan aman dan rukun sekarang malah menjadi musuh bebuyutan. Dalam kondisi seperti ini, pemerintahan tidak bisa berbuat apa-apa kecuali hanya menjadi “pemadam kebakaran” dari setiap konflik yang terjadi.
Sebaliknya pembukaan demokrasi ala barat dengan harapan bisa melahirkan kepemimpinan dalam setiap level pemerintahan yang akuntabel dan kapabel serta tingkat keterwakilan masyarakat yang lebih luas justru tidak terbukti. Kepemimpinan seperti ini malah cenderung tidak tegas serta wakil rakyat yang sangat jauh dari konstituen. Jangankan menjalankan program pemerintah, urusan politik saja belum stabil. Jangankan mau urus rakyat, terpilih saja belum pasti. Fenomena seperti inilah yang justru terjadi dengan pengembangan demokrasi yang lebih condong ke barat. Selanjutnya terserah anda mau pilih model yang mana.

Sejarah Indonesia (1998-sekarang)
Era Pasca Soeharto atau Era Reformasi di Indonesia dimulai pada pertengahan 1998, tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan wakil presiden BJ Habibie.
Latar Belakang
Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidak puasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organ aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pemerintahan Soeharto semakin disorot setelah Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan Mei 1998 sehari setelahnya. Di bawah tekanan yang besar dari dalam maupun luar negeri, Soeharto akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Latar Belakang terjadinya reformasi di Indonesia.

Seperti yang telah kita ketahui, era reformasi bergulir sejak presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998. Sebelum itu, terjadi pergerakan mahasiswa secara besar-besaran hampir di seluruh wilayah Indonesia, yang menuntut adanya perubahan dalam sistem pemerintahan di Indonesia.
Goyahnya pemerintahan presiden Soeharto, yang diikuti pergolakkan mahasiswa di beberapa wilayah Indonesia, terlihat mulai awal tahun 1998. Dimana terjadi krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah. Selain itu, banyak pihak yang mulai merasakan ketidakpuasaan terhadap kerja pemerintah yang mengundang demonstrasi di berbagai wilayah di Indonesia oleh mahasiswa.
Pada saat itu, masyarakat Indonesia telah merasakan kejenuhan terhadap system pemerintahan yang terkesan otoriter. Dimana tidak semua orang bisa mengungkapkan pemikiran dan pendapat mereka. Beberapa media juga menjadi alat pemerintah untuk mengangkat citra pemerintah di mata masyarakat. Keadaan Indonesia yang begitu labildan cukup meresahkan membuat masyarakat menginginkan adanya perubahan. Kemudian munculah gerakan demonstrasi oleh mahasiswa, bahkan aksi-aksi anarki sering terjadi pula dan mereka mengatasnamakan reformasi. Berikut ini adalah runtutan proses terjadinya reformasi di Indonesia.
Januari 1998
Pada tanggal 22 Januari 1998, nilai tukar rupiah mencapai Rp. 17.000,- per dollar AS. Pada saat itu IMF juga tidak menunjukkan tanda-tanda untuk membantu Indonesia untuk menormalkan kembali nilai tukar tersebut.
February 1998
Pada tanggal 12 Februari 1998, Presiden Soeharto menunjuk Wiranto sebagai Panglima angkatan bersenjata.
Maret 1998
Tanggal 5 Maret 1998, duapuluh mahasiswa universitas Indonesia mendatangi gedung DPR/MPR menyatakan penolakan mereka terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI. Tanggal 10 Maret 1998, Soeharto kembali dilantik sebagai Presiden untuk ke tujuh kalinya dengan masa jabatan 5 tahun kedepan. Soeharto menggandeng B.J Habibie sebagai wakil presiden. Tanggal 14 Maret 1998, Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII. Dalam kabinet tersebut Bob Hasan dan anak Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, terpilih menjadi menteri.
April 1998
Tanggal 15 april 1998, presiden Soeharto meminta mahasiswa untuk mengakhiri protes serta tuntutan mereka terhadap reformasi dan kembali ke kampus. Tanggal 18 april 1998 Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta. Namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.
Mei 1998
Pada tanggal 1 mei 1998, Soeharto melalui mentri dalam negeri Hartono dan menteri Penerangan Alwi Dahlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003. Kemudian tanggal 2 mei 1998 pernyataan tersebut diralat dan dinyatakan bahwa reformasi bisa dimulai saat ini (1998). Tanggal 4 mei 1998, hargaa BBM melonjak tajam 71% dan diikuti protes dan demonstrasi asiswa di Medan, bandung dan Yogyakarta. Demonstrasi ditanggapi represif oleh aparat, bahkan banyak terjadi bentrokan di sejumlah perguruan tinggi. Kerusuhan di Medan selama 3 hari menyebabkan sedikitnya 6 korban meninggal. Tanggal 7 Mei 1998 terjadi peristiwa Cimanggis. Bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi di kampus Fakultas Teknik Universitas Jayabaya, Cimanggis, yang mengakibatkan sedikitnya 52 mahasiswa dibawa ke RS Tugu Ibu, Cimanggis. Dua di antaranya terkena tembakan di leher dan lengan kanan, sedangkan sisanya cedera akibat pentungan rotan dan mengalami iritasi mata akibat gas air mata.
Pada 8 Mei 1998, terjadi peristiwa Gejayan, dima 1 mahasiswa Yogyakarta tewas. Kemudian tanggal 9 Mei presiden Soeharto bertolak ke Mesir untuk menghasirir KTT G-15. Tanggal 12 mei 1998 terjadi bentrokan antar mahasiswa dan aparat yang dikenal sebagai tragedi Trisakti. Sebanyak 4 mahasiswa Trisakti tewas dalam kejadian tsb. Kerusuhan terus terjadi dimana-mana. Tanggal 13 Mei terjadi kerusuhan di Solo. Mal Ratu Luwes di Jl. S. Parman termasuk salah satu yang dibakar di Solo. Selain itu kerusuhan pecah di Jakarta. Etnis Tionghoa mulai eksodus meninggalkan Indonesia. Presiden Soeharto yang pada saat itu berada di Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Sebelum kembali ke Indonesia, presiden Soeharto telah menyampaikan rencananya untuk mundur kepada warga Indonesia di Mesir.
Tanggal 14 Mei 1998, Demonstrasi terus bertambah besar hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, demonstran mengepung dan menduduki gedung-gedung DPRD di daerah. Kemudian tanggal 18 Mei 1998, Ketua MPR yang juga ketua Partai Golkar, Harmoko, meminta Soeharto untuk turun dari jabatannya sebagai presiden. Namun Jenderal Wiranto mengatakan bahwa pernyataan Harmoko tidak mempunyai dasar hukum; Wiranto mengusulkan pembentukan "Dewan Reformasi". Sementara itu demonstrasi terus bergulir. Gelombang pertama mahasiswa dari FKSMJ, Forum Kota, UI dan HMI MPO memasuki halaman dan menginap di Gedung DPR/MPR.
Pada tanggal 19 Mei 1998, Soeharto berbicara di TV, menyatakan dia tidak akan turun dari jabatannya, tetapi menjanjikan pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya. Beberapa tokoh Muslim, termasuk Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid, bertemu dengan Soeharto. Sementara itu, ribuan mahasiswa menduduki Gedung DPR/MPR, Jakarta. Dilaporkan juga bentrokan terjadi dalam demonstrasi di Universitas Airlangga, Surabaya.
Tanggal 20 Mei 1998, Amien Rais membatalkan rencana demonstrasi besar-besaran di Monas. Hal ini terjadi setelah 80.000 tentara bersiaga di kawasan Monas. Selain itu, sebanyak 500.000 orang berdemonstrasi di Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwono X. Demonstrasi besar lainnya juga terjadi di Surakarta, Medan, Bandung. Harmoko mengatakan Soeharto sebaiknya mengundurkan diri pada Jumat, 22 Mei, atau DPR/MPR akan terpaksa memilih presiden baru. Diikuti dengan sebelas menteri kabinet mengundurkan diri, termasuk Ginandjar Kartasasmita, milyuner kayu Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.
Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 9.00 WIB. Dalam pidatonya, Soeharto menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia. Setelah Soeharto menundurkan diri, wakil Presiden B.J. Habibie menjadi presiden baru Indonesia. Pernyataan muncul dari Jenderal Wiranto yang mengatakan ABRI akan tetap melindungi presiden dan mantan-mantan presiden. Namun terjadi perdebatan tentang proses transisi ini. Yusril Ihza Mahendra, salah satu yang pertama mengatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan adalah sah dan konstitusional.
Tanggal 22 Mei 1998, Habibie mengumumkan susunan "Kabinet Reformasi" dan Letjen Prabowo Subiyanto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR, bentrokan hampir terjadi antara pendukung Habibie yang memakai simbol-simbol dan atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR. Mahasiswa menganggap bahwa Habibie masih tetap bagian dari Rezim Orde Baru. Tentara mengevakuasi mahasiswa dari Gedung DPR/MPR ke Universitas Atma Jaya.
Era reformasi dimulai sejak Soeharto menggundurkan diri dan berakhir saat Abdurahman Wahid mengundurkan diri dari kursi presiden pada tahun 2001.







Makna Reformasi

Secara arti kata Reformasi tediri dari dua kata yaitu Re yang berarti lagi atau ulang, dan kata Formasi yang berarti bentuk, susunan atau komposisi. Berdasar dengan dua kata tersebut maka kata reformasi adalah menyusun ulang suatu komposisi. Dalam kamus bahasa Indonesia kata Reformasi diartikan sebagai upaya untuk menuju budaya yang lebih efisien.
Pada saat reformasi bergulir di Indonesia, banyak yang mengidentikan itu dengan banyaknya kerusuhan. Memang itu yang terjadi. Namun pada kenyataannya, kejenuhan akan sistem pemerintahan yang monoton dan terkesan sangat otoriter membuat beberapa oknum melalui mahasiswa merasa perlu untuk ‘memaksakan’ terjadinya perubahan atau yang sering disebut gerakan reformasi.
Saat itu memang mahasiswa yang menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di berbagai wilayah di Indonesia. Sangat disayangkan aksi demo tersebut berlangsung penuh kekerasan, bahkan aparatpun bereaksi sangat represif, sehingga bentrokan yang menelan korban tidak dapat dihindarkan lagi.
Keadaan Indonesia yang sangat labil dan banyak sekali kejadian yang meresahkan, memaksa presiden Soeharto memenuhi tuntutan mahasiswa untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden, yang kemudian digantikan oleh B.J Habibie. Pada kenyataannya, hal itu juga tidak semerta-merta membuat keadaan di Indonesia menjadi lebih baik. Memang gerakan demonstrasi mahasiwa berangsur berkurang, namun masih saja terjadi banyak protes di beberapa wilayah.
Makna dari reformasi sendiri bagi bangsa Indonesia adalah penataan sistem menjadi sistem yang lebih baik. Reformasi yang sering disuarakan bertujuan agar setiap orang mempunyai hak untuk menyuarakan pendapat mereka tanpa harus mendapatkan tekanan dari pihak yang lebih berkuasa. Penyuaraan Hak Asasi Manusia yang terjadi di setiap aksi mahasiswa. Memang setelah Soeharto turun dari kursi presiden, sudah terasa bahwa siapapun bisa menyuarakan hak mereka untuk berpendapat. Diharapkan reformasi membawa bangsa Indonesia menjadi jauh lebih baik dan membawa perubahan kearah yang lebih baik.
Meskipun kini kebebasan berpendapat telah didapatkan, bahkan hak asasi manusia telah dijamin oleh negara, perlu disadari bahwa kebebasan seseorang memiliki batas-batas tertentu. Pendapat yang diutarakan pun harus dapat dipertanggung jawabkan. Perlu disadari pula bahwa Hak asasi setiap manusia dibatasi oleh hak asasi manusia lainnya. Sehingga kebebasan tidak bisa dimaknai sebagai bebas melakukan apapun yang ingin dilakukan. Alangkah baiknya apabila kebebasan tersebut dapat dilakukan secara bertanggung jawab dan tidak mengganggu kepentingan umum.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Review Opini Publik

OPINI PUBLIK: UNGKAPAN MASSA, PUBLIK, DAN RAKYAT

Sifat opini publik adalah dinamis, selalu berubah dan berkembang. Faktor-faktor yang berpegaruh dalam pembentukan opini publik:
1.Komunikator
2.Bahasa yang digunakan
3.Alat persuasi
4.Media yang digunakan
5.Tahapan kegiatan yang dilakukan
Pertanyaan yang perlu ditelaah lebih cermat adalah bagaimana orang giat menyusun persepsi yang bermakna tentang gejala politik (citra politik mereka) dan mengungkapkan makna itu melalui kepercayaan, nilai dan pengharapan yang saling melingkupi.

Kecenderungan kegiatan opini
Pokok dasar pikiran tentang komuniksi politik adalah bahwa orang bertindak terhadap objek berdasarkan makna objek itu bagi dirinya. Orang berperilaku terhadap objek dengan memberikan makna kepadanya, makna yang pada gilirannya diturunkan dari perilakunya sebagai individu. Melalui tindakan komunikasi memberi dan menerima makna orang memperoleh kecenderungan tertentu yang diperhitungkan terhadap perilakunya jika ia memasuki situasi baru.
Kecenderungan ini adalah kecenderungan menunjukkan garis tindakan (tetapi bukan satu-satunya garis) kepada seseorang. Kecenderungan ini mengalami perubahan ketika orang menyusun makna dalam dunia subyektif dan berperilaku sesuai dengan makna itu.
Miller, Balanter dan Priban menguraikan hubungan antara pengaruh kecenderungan dengan kegiatan mengungkapkan kepercayaan, nilai dan pengharapan personal.
Kegiatan terdiri dari matriks tahapan yaitu :
1.Citra adalah segala sesuatu yang telah telah dipelajari seseorang, yang relevan dengan situasi dan tindakan yang bisa terjadi di dalamnya atau kecenderungan yang tersusun dari pikiran, perasaan dan kesudian. Dalam citra mencakup pengetahuan (kognisi) baik benar maupun salah, preferensi (afektif) yang melekat pada tahap tertentu peristiwa yang menarik atau menolak orang tersebut dalam situasi itu dan pengharapan (konasi) yang dimiliki orang tentang kemungkinan apa yang akan terjadi jika ia berperilaku dengan cara yang berganti-ganti terhadap objek dalam suatu situasi.
2.Rencana adalah sesuatu yang berhubungan dengan perintah terhadap dirinya sendiri serta pemikiran tentang akibat yang akan terjadi dari suatu tindakan, dalam tahap ini terkadang terjadi proses menimbang hal-hal yang akan tercapai. Kadang-kadang rencana disusun dan dilaksanakan tanpa disadari.
3.Operasi adalah tindakan yang dilakukan.
Menurut Lippmann, kecenderungan tidak dapat menentukan perilaku yang akan dihasilkannya, hanya sebatas membimbing upaya, perasaan dan harapan. Citra adalah unsur penentu pikiran, perasaan, dan tindakan. Orang memanfaatkan citranya melalui rencana untuk menentukan apa yang harus diperhitungkan dalam situasi tertentu yang relevan dalam membuat pilihan.

Citra personal tentang politik
Pikiran, perasaan dan kesudian subjektif yang menyusun citra orang tentang politik bisa memuaskan dan berfungsi bagi orang tersebut, seperti:
1.Benar atau keliru, lengkap atau tidak lengkap pengetahuan seseorang tentang politik, bias memberikan jalan kepadanya untuk memahami peristiwa politik tertentu.
2.Kesukaan atau ketidaksukaan pada citra seseorang tentang politik secara umum sebagai dasar untuk menilai objek politik
3.Citra diri seseorang memberikan cara menghubungkan dirinya dengan orang lain.



Interpretasi personal tentang politik
Dengan interpretasi seseorang bisa memperhitungkan segala sesuatu yang menonjol, menyusun dan menanggapinya. Berikut adalah beberapa hal yang menyusun opini public :
1.Keadaan internal
2.Karakteristik demografi
3.Karakteristik sosial
4.Pertimbangan resmi/formal
5.Kecenderungan partisan (preference partisipan)
6.Komunikasi
7.Objek politik
8.Setting politik
9.Pilihan


Organisasi Opini Personal
Opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tahapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Opini merefleksikan organisasi yang kompleks, terdiri atas:
Kepercayaan
Nilai
Pengharapan



Kepercayaan personal dalam politik
Kepercayaan sangat dekat asosiasinya dengan aspek kognitif, atau pikiran, dari citra dan interpretasi personal. Di dalamnya terdapat kreduliti, yaitu orang yang dapat atau tidak dapat percaya. Intensitas kreduliti bervariasi dari keyakinan yang tak tergoyahkan sampai sama sekali tidak percaya. Kepercayaan berbeda-beda menurut tingkat kepentingannya bagi individu.
Para filosof telah lama berspekulasi tentang sumber kepercayaan dan ketidakpercayaan manusia. Francais Bacon, menyebutkan empat sumber utama sebagai “idola” atau konsepsi palsu.
Idola Kaum
Indera dan persepsi manusia merupakan sumber kepercayaan yang memadai
Idola Gua
Pemuja idola gua menganggap dunia pribadi setiap individu, dan bukannya pertukaran di dalam masyarakat, sebagai sumber utama kepercayaan
Idola Pasar
Orang yang mengira bahwa sumber kepercayaan itu hanya pergaulan sosial
Idola Teater
Orang yang mengambil kepercayaannya dari sistem berpikir yang diturunkan oleh tradisi, filsafat, dan bahkan ilmu.
Pendiri doktrin pragmatik Amerika, Charles S.Pierce, mempunyai daftar sumber kepercayaan yang lebih jelas. Bila menghadapi ketegangan sebagai akibat keraguan, orang bisa kembali kepada:
Keyakinan yang tak diragukan yang telah dipelajari seumur hidup (metode keteguhan)
Menerima kata orang lain, kelompok, atau lembaga tentang apa yang harus dipercaya (metode autoritas)
Melakukan suatu bentuk penyelidikan untuk menguji kepercayaan terhadap pengalaman dan akal (metode ilmiah)
Dalam menelaah, sumber kepercayaan yang relevan dengan politik, Daryl Bem, membedakan apa yang disebutnya kepercayaan primitive dengan kepercayaan tingkat tinggi. Kepercayaan primitive yaitu segala sesuatu yang kita terima sebagaimana adanya, kita hampir tak menyadari bahwa kita memilikinya. Kepercayaan primitive utama yang kedua adalah kecenderungan untuk menerima tanpa ragu kredibiltas autoritas eksternal yang menetapkan pandangan kita, gabungan idola pasar dan teater. Pokok kepercayaan primitive ialah bahwa kepercayaan itu tak diragukan.


Nilai personal dalam Politik
Nilai tidak lain adalah preferensi yang dimiliki orang terhadap tujuan tertentu atau cara tertentu dalam melakukan sesuatu. Preferensi berkaitan dengan perasaan, citra personal yang membantu orang dalam menilai diri sendiri dan lingkungannya.
Lasswell dan Kaplan melukiskan dua kategori nilai dari kebutuhan akan kepuasan dan keamanan :
1.Nilai kesejahteraan, termasuk upaya untuk mencapai kesehatan, kekayaan, keterampilan, dan pencerahan
2.Nilai kehormatan, seperti kebutuhan akan penghormatan, reputasi karena integritas moral, afeksi dan popularitas, dan kekuasaan

Pengharapan personal terhadap politik

Fungsi utama pers dalam proses opini ialah menaikkan atau menurunkan pengharapan melalui laporan mereka tentang peristiwa. Misalnya pada kampanye pemilihan pendahuluan di New Hampshire tahun 1972 untuk nominasi kepresidenan bagi Partai Demokrat. Awal kampanye, pers menunjuk Senator Edmund Muskie sebagai “memimpin”. Untuk mempertahankannya, Muskie harus berbuat sebaik-baiknya. David Broder Washington Post menetapkan nada penaksiran jurnalistik dengan dengan menulis “diakui sebagai pemimpin” perlu memenangkan “sekurang-kurangnya setengah” dari suara pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk bisa mengklaim sebagai tanda memperoleh kemenangan, setengah dalam gelanggang yang terdiri atas lebih setengah lusin kandidat. Muskie dapat mengklaim sebagai pemenang jika memperoleh mayoritas. Poll pada awal Januari menaksir 65 persen memberi dukungan dan memberi pengharapan “pemimpin” untuk memperoleh mayoritas. Namun seorang penantang Muskie ( McGovern) memperlihatkan “kekuatan yang mengejutkan” dan mencegah sang pemimpin memperoleh mayoritas. Hasil pemilihan terakhir, Muskie 46 persen. Muskie memenangkan banyak suara daripada saingan terdekatnya, namun Muskie tidak berhasil memenuhi harapan pers. Peraih suara utama itu menderita “kekalahan yang merusak” dan kandidat yang hanya menerima sedikit diatas sepertiga dari suara pemilihan pendahuluan, McGovern mengklaim “kemenangan moral”.


Opini Personal: Sistem refleksi kepercayaan,nilai,dan pengharapan

Orang yang berbicara tentang system kepercayaan, nilai, dan pengharapan tidak berarti bahwa ia menyiratkan konsistensi yang logis dengan pandangannya. Sebaliknya, terdapat persepsi, preferensi, dan rencana yang saling terjalin dalam cara merefleksikan logika maupun psikologi.
Sistem kepercayaan bisa terbuka maupun tertutup. Kita katakan system terbuka bila seseorang mampu menilai kredualitas dan dapat diterimanya gagasan yang diusulkan tanpa terpengaruh oleh sumber yang mengusulkannnya. Orang yang berfikiran terbuka, misalnya dapat menilai usul anggaran dari Presiden berdasarkan segi baik dan segi buruknya. Sistem kepercayaan yang tertutup adalah karakteristik orang yang tidak dapat membedakan segi baik atau buruk suatu gagasan dari sumber yang mendukungnya, seperti seorang Demokrat yang menolak apapun yang dikatakan oleh presiden Republikan.
Satori menyajikan tipologi system nilai kepercayaan berdasarkan apakah system kepercayaan itu terbuka atau tertutup dan apakah system itu dianut dengan kukuh maupun tidak:
1.Sistem kepercayaan tertutup yang dipadukan dengan nilai yang dianut dengan kuat adalah adaman (tidak mau berubah).
2.Perpaduan yang reselien (teguh) adalah perpaduan kepercayaan tertutup tetapi dengan nilai yang dianut lemah.
3.Sistem kepercayaan terbuka yang disatukan dengan nilai yang dianut kuat membentuk susunan yang kuat.
4.System kepercayaan terbuka dengan system kepercayaan yang dianut lemah adalah fleksibel.


PENYUSUNAN OPINI PUBLIK

Opini publik adalah gejala bersegi banyak yang disusun melalui pengaruh diantara proses personal, proses sosial, dan proses politik, dan diwujudkan dalam bentuk kegiatan massa, kelompok, dan rakyat.
Ada beberapa implikasi sosial dalam pandangan opini publik. Satu diantaranya menunjuk pada peran yang dimainkan oleh media massa dalam proses opini. Salah satu artinya, ialah bahwa media membantu menciptakan opini publik yang tidak semata-mata dengan mengatakan kepada rakuyat apa yang harus dipikirkan. Akan tetapi, media juga mengatakan apa yang harus dipikirkan. Sepanjang gambaran media itu mengemukakan pandangan orang yang jumlahnya relatif kecil dan itu merupakan pandangan yang dipercaya dan dinilai oleh mayoritas, orang ragu-ragu mengeluarkan suara apa yang media lukiskan sebagai opini minoritas.

Implikasi sosial yang dikemukakan oleh Noelle Neumann:
1.Mayoritas sekarang yang dipersepsi sebagai minoritas akan berkurang di masa depan, sedangkan minoritas sekarang yang dipersepsi sebagai mayoritas bertambah.
2.Mayoritas sekarang yang terbagi pengaharapannya tentang apa yangterkandung di masa depan lebih cenderung berkurang dibandingkan dengan mayoritas yang pengharapannya dipersatukan sehingga mereka akan tetap menajdi mayoritas di masa depan.
3.Jika timbul ketidak pastian tentang kekuatan di masa depan dari opini yang umum sekarang, ini mengisyarakatkan perubahan, pada pandangan yang umum.
4.Suatu kelompok yang lebih bersedia mempublikasikan pandangannya dan mampu memberikan kesan sebagai mayoritas lebih besar kemungkinan dapat menguasai masa depan.


Proses opini itu berupa lingkaran, bukan berupa garis lurus.

Komunikator Politik

Pembuatan Kebijakan Konflik/Perselisihan


Opini Personal

Para pejabat pemerintah dan politikus memainkan peran sebagai komunikator politik yang mengemukakan masalah dan perselisihan, komunikator politik tersebut membuat perselisihan itu menjadi perhatian kahalayak luas yang anggotanya merumuskan opini personal. Jika dikemukakan di muka umum, opini ini mencapai pembuat kebijakan melalui perantara komunikator politik yang bertindak sebagi penyampaian opini massa, kelompok, dan rakyat. Aliran melingkar pembuatan keputusan, pembuatan konflik, pembuatan opini, dan penyampaian opini merupakan penyusunan politik yang tak berkahir dari opini publik.
Sifat timbal balik proses opini di atas turut membentuk sifat problematik dari hubungan antara opini publik dan kebijakan publik.
Doris Graber membuat pembeda antara dua fungsi dari opini publik dalam pembuatan kebijakan, yaitu:
1.Fungsi Inisiatif-Nasihat.
Jika “rakyat” memainkan peran inisiatif-nasihat, maka pejabat kebijakan berkonsultasi untuk meminta nasihat mereka. Warga negara bahkan memprakarsai kebijakan, bukan hanya memilih diantara alternatif kebijakan yang dirumuskan secara luas.
2.Fungsi Veto-Dukungan.
Fungsi ini lebih khas, karena di sini peran opini publik ialah menerima kebijakan tanpa membantah. Penolakan yang disuarakan secara meluas, terutama dari kepentingan khusus yang berpengaruh, penggembar-gemboranpenarikan dukungan, merupakan veto publik terhadap kebijakan itu.

Opini publik adalah indikator utama bagi tatanan sosial, opini publik berada dalam masing-masing beberapa tempat tertentu, pada waktu tertentu, dan dalam hubungannya dengan berbagai objek dan setting membantu kita menelaah sifat tatanan sosial. Tiga toeri cara orang mencapai tatanan sosial yaitu melalui kontrol sosial, selksi diri yang konvergen, dan negosiasi.
Opini publik muncul dari ketiga alat dalam mencapai tatanan sosial untuk menyusun masyarakat. Melalui alat kontrol sosial, termasuk memanipulasi lambang yang menarik, propaganda, hubungan masyarakat, dan pengelolaan berita, kelompok di dalam di luar pemerintahan mencoba mempengaruhi sentimen perseorangan dan organisasi pemerintahannya. Dengan menggunakan komunikasi, media, dan periklanan massa, elite politik tidak hanya merefleksikan, tetapi juga membantu menciptakan pengaharapan massa. Orang mengikuti proses interpretasi yang dipikirkan dapat menggabungkan citra dan opini mereka. Mereka melakukan transaksi dengan sesama, baik dengan mereka yang dihadirkan melalui media komunikasi. Dari transaksi tersebut mereka menegosiasikan realitas yang bermakna, yang berisi kepercayaan, nilai, dan pengaharpan mereka untuk menyusun opini publik.


OPINI RAKYAT MENGENAI ISU PENTING


Opini Personal: Sistem refleksi kepercayaan,nilai,dan pengharapan
Fungsi utama pers dalam proses opini ialah menaikkan atau menurunkan pengharapan melalui laporan mereka tentang peristiwa. Misalnya pada kampanye pemilihan pendahuluan di New Hampshire tahun 1972 untuk nominasi kepresidenan bagi Partai Demokrat. Awal kampanye, pers menunjuk Senator Edmund Muskie sebagai “memimpin”. Untuk mempertahankannya, Muskie harus berbuat sebaik-baiknya.
David Broder Washington Post menetapkan nada penaksiran jurnalistik dengan dengan menulis “diakui sebagai pemimpin” perlu memenangkan “sekurang-kurangnya setengah” dari suara pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk bisa mengklaim sebagai tanda memperoleh kemenangan, setengah dalam gelanggang yang terdiri atas lebih setengah lusin kandidat. Muskie dapat mengklaim sebagai pemenang jika memperoleh mayoritas. Poll pada awal Januari menaksir 65 persen memberi dukungan dan memberi pengharapan “pemimpin” untuk memperoleh mayoritas. Namun seorang penantang Muskie ( McGovern) memperlihatkan “kekuatan yang mengejutkan” dan mencegah sang pemimpin memperoleh mayoritas. Hasil pemilihan terakhir, Muskie 46 persen.
Muskie memenangkan banyak suara daripada saingan terdekatnya, namun Muskie tidak berhasil memenuhi harapan pers. Peraih suara utama itu menderita “kekalahan yang merusak” dan kandidat yang hanya menerima sedikit diatas sepertiga dari suara pemilihan pendahuluan, McGovern mengklaim “kemenangan moral”.


Isu Ekonomi di Indonesia

Di tengah dinamika ekonomi global yang terus-menerus berubah dengan akselerasi yang semakin tinggi sebagaimana digambarkan di atas, Indonesia mengalami terpaan badai krisis yang intensitasnya telah sampai pada keadaan yang nyaris menuju kebangkrutan ekonomi. Krisis ekonomi yang dipicu oleh krisis moneter beberapa waktu yang lalu, paling tidak telah memberikan indikasi yang kuat terhadap tiga hal.
Pertama, kredibilitas pemerintah telah sampai pada titik nadir. Penyebab utamanya adalah karena langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam merenspons krisis selama ini lebih bersifat "tambal-sulam", dan cenderung menempuh jalan yang berputar-putar. Selain itu, seluruh sumber daya yang dimiliki negeri ini dicurahkan sepenuhnya untuk menyelamatkan sector modern dari titik kehancuran. Sementara itu, sektor tradisional, sektor informal, dan ekonomi rakyat, yang juga memiliki eksistensi di negeri ini seakan-akan dilupakan dari wacana penyelamatan perekonomian yang tengah menggema.
Kedua, rezim Orde Baru yang selalu mengedepankan pertumbuhan
(growth) ekonomi telah menghasilkan crony capitalism yang telah membuat struktur perekonomian menjadi sangat rapuh terhadap gejolak-gejolak eksternal. Industri manufaktur yang sempat dibanggakan itu ternyata sangat bergantung pada bahan baku impor dan tak memiliki daya tahan. Sementara itu, akibat "dianak-tirikan", sektor pertanian pun juga tak kunjung mature sebagai penopang
laju industrialisasi. Yang saat itu terjadi adalah derap industrialisasi melalui serangkaian kebijakan yang cenderung merugikan sektor pertanian. Akibatnya, sektor pertanian tak mampu berkembang secara sehat dalam merespons perubahan pola konsumsi masyarakat dan memperkuat competitive advantage produkproduk ekspor Indonesia. Salah satu faktor terpenting yang bisa menjelaskan kecenderungan di atas adalah karena proses penyesuaian ekonomi dan politik (economic and political adjustment) tidak berlangsung secara mulus dan alamiah. Soeharto-style state-assisted capitalism nyata-nyata telah merusak dan merapuhkan tatanan perekonomian. Memang di satu sisi pertumbuhan ekonomi yang telah dihasilkan cukup tinggi, namun mengakibatkan ekses yang ujungujungnya justrucounter productive bagi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Ketiga, rezim yang sangat korup telah membuat sendi-sendi perekonomian mengalami kerapuhan. Secara umum, segala bentuk korupsi akan mengakibatkan arah alokasi sumber daya perekonomian menjurus pada kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan tidak memberikan hasil optimum. Dalam kondisi seperti ini pertumbuhan ekonomi memang sangat mungkin terus berlangsung, bahkan pada intensitas yang relatif tinggi. Namun demikian, sampai pada batas tertentu pasti akan mengakibatkan melemahnya basis pertumbuhan. Selanjutnya, praktik-praktik korupsi secara perlahan C tapi pasti C telah merusak tatanan ekonomi dan pembusukan politik yang disebabkan oleh perilaku penguasa, elit politik, dan jajaran birokrasi. Keadaan semakin parah ketika jajaran angkatan bersenjata dan aparat penegak hukum pun ternyata juga turut terseret ke dalam jaringan praktik-praktik korupsi itu. Hancurnya kredibilitas pemerintah yang dibarengi dengan tingginya ketidakpastian itu telah menyebabkan terkikisnya kepercayaan (trust). Yang terjadi dewasa ini tidak hanya sekadar pudarnya trust masyarakat terhadap pemerintah dan sebaliknya, melainkan juga antara pihak luar negeri dengan pemerintah, serta di antara sesama kelompok masyarakat. Yang terakhir disebutkan itu tercermin dengan sangat jelas dari keberingasan massa terhadap simbol-simbol kekuasaan serta kemewahan dan terhadap kelompok etnis Cina, seperti yang dikenal dengan peristiwa Mei 1998.
Sementara itu, krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat dilihat dari respons masyarakat yang kerap kali berlawanan dengan tujuan kebijakan yang ditempuh pemerintah. Misalnya, kebijakan pemerintah yang seharusnya berupaya menggiring ekspektasi masyarakat ke arah kanan, justru telah menimbulkan respons masyarakat menuju ke arah kiri, dan sebaliknya Faktor lainnya adalah semakin timpangnya distribusi pendapatan dan kekayaan,sehingga mengakibatkan lunturnya solidaritas sosial.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Analisis Perpustakaan Kota Malang

BAB I

1.2. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan aspek penting dalam dunia pendidikan, karena perpustakaan menyediakan sumber ilmu pengetahuan yaitu buku. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk menyediakan perpustakaan umum bagi penduduknya. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Malang. Perpustakaan Kota Malang terletak di Jalan Ijen.
Gedung Perpustakaan Kota Malang berada di lokasi yang cukup strategis karena berada dekat dengan pusat kota dan banyak sekali institusi pendidikan yang berada tidak jauh dari lokasi. Selain itu dari luar, gedungnya pun terlihat terawat dengan baik. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah penampilan luar tersebut sebaik dengan fasilitas yang disediakan. Perpustakaan Kota adalah salah satu fasilitas yang disediakan dan dikelola oleh pemerintah. Dan apapun yang dikelola oleh pemerintah memiliki citra yang kurang baik. Banyak hal yang menjadi penyebab, seperti birokrasi yang terlalu rumit, pelayanan yang kurang memuaskan, fasilitas yang tidak dikelola dengan baik, dan aspek-aspek visual yang masih diabaikan. Keadaan seperti itu memang terdapat di beberapa tempat umum yang dikelola pemerintah seperti museum, terminal, dan perpustakaan kota.
Dengan keadaan tersebut maka penulis memilih Perpustakaan Kota Malang sebagai lokasi penelitian untuk mata kuliah Manajemen Citra Perusahaan. Dengan keadaan Perpustakaan Kota Malang yang seperti sekarang ini, bagaimanakah citra yang terbentuk di masyarakat.


1. 2. Rumusan Masalah
1. Faktor pembentuk citra apa yang telah dilakukan oleh Perpustakaan kota Malang?



BAB II

2. 1 Pembahasan
Menurut Bill Canton citra adalah, “Image is the impression, the feeling, the conception which the public has of company, a concioussly created impression of an object, person or organization.(Bill Canton). Sedangkan Menurut Katz” Citra adalah cara bagaimana pihak ain memandang sebah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas”. Sementara Menurut Jalaluddin Rahmat : “citra adalah gambaran subjektif mengenai realitas, yang dapat membantu seseorang dalam menyesuaikan diri dengan realitas kongkret dalam pengalaman seseorang”.
Berdasarkan definisi di atas maka citra adalah hasil gabungan dari semua kesan yang didapat dari pesan (simbol) yang diproduksi secara konsisten oleh perusahaan/organisasi, baik itu dengan cara melihat nama, mengamati perilaku atau membaca suatu aktivitas atau melihat bukti material lainnya.

CORPORATE IMAGE
Adalah persepsi publik terhadap (identitas) perusahaan yang terbentuk dari asosiasi antara perusahaan sebagai subjek dan atribut-atributnya (identitas), seperti : tampilan fisik (logo, gedung, lobi kantor, uniform, visi misi, budaya, tingkat kepedulian pd lingkungan, bertanggungjawab dan lainnya).

MANAJEMEN CITRA
Bagaimana sebuah perusahaan, atau sebuah organisasi mengelola persepsi/gambaran (perception management) yang hendak dibangun (dijual) atau yang akan diberikan kepada publik internal / eksternal”.
Suatu proses kegiatan untuk menggerakkan dan mengendalikan suatu usaha kerja sama dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan yaitu berupa kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi yang telah ditentukan.

PR & PEMBENTUKAN CITRA
Efektivitas PR di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan :
kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna (Hubeis, 2001).

FAKTOR PEMBENTUK CITRA :
1. Identitas fisik
Visual : nama, by line, tag line, logo, teks (akronim)/pilihan font, warna, sosok gedung, lobi kantor.
Audio : jingle
Media komunikasi : company profile, brosur, leaflet, iklan, laporan tahunan, pemberitaan media, media partner,

2. Identitas non fisik
Sejarah, filosofi, kepercayaan, nilai-nilai, budaya/kultur

3 Manajemen organisasi:
Visi, misi, sistem, kebijakan, aturan, alur-prosedur, teknologi, SDM, strategi organisasi, job design, reward system, sistem pelayanan, positioning produk

4. Kualitas Hasil
Mutu produk & pelayanan

5. Aktivitas & Pola hubungan
Hubungan organisasi dengan publik, respon –tanggung jawab sosial & mentalitas /perilaku indivdu SDM organisasi, kualitas komunikasi, pengalaman pelanggan (testimoni), jaringan komunikasi / bisnis / organisasi

FAKTOR LAINNYA DALAM PEMBENTUKAN CITRA :
Faktor image karena nama besar. Misalnya : BMW, Mercedez Benz, Volkswagen
Image yang tertanam secara turun temurun. Misalnya : Honda
Image yang dibangun karena promosi. Misalnya : yamaha
Image yang dibangun karena exlusifitas. Misalnya : harley davidson

Untuk membahas hasil dari penelitian tentang citra Perpustakaan Kota Malang, penulis pertama-tama akan mengklasifikasikan pertanyaan dari questioner berdasarkan faktor-faktor- pembentuk citra. Adapun hasil klasifikasi adalah sebagai berikut :
a.Identitas fisik
1.Gedung Perpustakaan Kota Malang terawat dengan baik
2.Kenyamanan ruang baca di Perpustakaan Kota Malang
3.Kebersihan Perpustakaan Kota Malang terawat dengan baik
4.Kepuasan terhadap fasilitas kantin
5.Keamanan terhadap penitipan barang
6.Kebersihan toilet
7.Tata ruang dan pencahayaan di Perpustakaan Kota Malang
8.Letak Perpustakaan Kota Malang di lokasi yang strategis
9.Desain kartu anggota Perpustakaan Kot a Malang

b.Manajemen Organisasi
1.Proses Pendaftaran anggota
2.Katalog buku yang disediakan oleh Perpustakaan Kota Malang

c.Kualitas Hasil
1.Kelengkapan koleksi buku di Perpustakaan Kota Malang
2.Keadaan fisik koleksi buku di Perpustakaan Kota Malang
3.Keteraturan dalam penataan koleksi buku
4.Ketersediaan fasilitas hot-spot di Perpustakaan Kota Malang
5.Pelayanan yang diberikan kepada anggota Perpustakaan Kota Malang
6.Pengadaan kegiatan – kegiatan yang bertempat di Perpustakaan Kota Malang

d.Aktivitas Hasil
1.Publikasi terhadap kegiatan – kegiatan yang dilakukan di Perpustakaan Kota Malang
2.Penerimaan terhadap keluhan yang disampaikan oleh anggota Perpustakaan Kota Malang
3.Penanggapan dan penyelesaian terhadap keluhan yang disampaikan oleh anggota Perpustakaan Kota Malang
4.Penjalinan hubungan baik dan berkelanjutan dengan para anggotanya


BAB III


3.1. Kesimpulan



3. 2. Saran

1.Identitas Fisik
a.Meningkatkan tingkat kebersihan di Perpustakaan Kota Malang terutama pada area toilet. Yang bisa dilakukan antara lain dengan cara menambah petugas kebersihan yang bertanggung jawab pada kebersihan toilet. Sehingga dalam jam operasional, toilet tetap terus dibersihkan. Mungkin pengelolaan kebersihan toilet bisa berpanutan pada cara pengelolaan toilet di pusat perbelanjaan seperti Mall Olympic Garden atau Malang Town Square.
b.Untuk fasilitas kantin, seharusnya PUSKOT Malang lebih memeberikan petunjuk pada masyarakat bahwa terdapat kantin di bagian belakang gedung. Selain itu, pihak PUSKOT Malang perlu mendesain ulang dekorasi kantin sehingga kantin terlihat lebih menarik.
c.Memperbaiki desain kartu anggota perpustakaan. Berdasarkan hasil dari penelitian, sebagian besar anggota merasa tidak puas dengan desain kartu anggota. Oleh karena itu kami mengusulkan desain kartu anggota sebagaimana yang tercantum pada gambar berikut ini :
2.Kualitas hasil
a.Dalam pengelolaan keluhan paling tidak PUSKOT Malang menyediakan kotak saran dan keluhan.
b.Ketika kotak saran sudah tersedia, maka pihak PUSKOT Malang secara berkala melakukan evaluasi berdasarkan keluhan yang ada. Minimal sebulan sekali, pihak PUSKOT Malang membaca keluhan dalam kotak saran. Setelah dibaca maka PUSKOT Malang menanggapi keluhan dengan cara memberikan klarifikasi atau melakukan perbaikan-perbaikan berkaitan dengan keluhan yag masuk.

Sebagian besar responden merasa bahwa pelayanan yang diberikan oleh pegawai PUSKOT Malang kurang memuaskan. Oleh karena itu, peneliti menyarankan Standard Operating Procedure untuk memperbaiki pelayanan.

“Standard Operating Procedure”
Pelayanan Perpustakaan Kota Malang

Tujuan dari penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) bagi Perpustakaan Kota Malang adalah :
Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Sebagai standar baku dalam kualitas pelayanan yang diberikan.
Sebagai sarana untuk mewujudkan visi dan misi Kota Malang yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik.

SOP dalam Pendaftaran Anggota :
Sebelum masuk kepada SOP, yang pertama harus dilakukan adalah memberikan informasi tentang persyaratan yang harus dilengkapi, biaya, dan tempat pengambilan formulir dalam proses registrasi. Informasi ini bisa dicantumkan dalam website PUSKOT Malang, atau bisa berupa x-banner yang diletakkan di beberapa tempat strategis seperti di depan front office atau tempat pendaftaran. Dengan demikian akan memudahkan baik masyarakat maupun petugas perpustakaan.
1.Menyapa calon anggota dengan ramah.
2.Memeriksa kelengkapan persyaratan.
3.Apabila sudah lengkap, petugas memberikan informasi tentang pengambilan kartu anggota.
4.Memberikan Kartu Anggota sementara, sekaligus memberikan informasi bagaimana penggunaannya.
5.Pada saat pengambilan kartu anggota tetap, petugas juga harus memberikan informasi tentang keanggotaan dan PUSKOT Malang, bisa dengan memberikan brosur PUSKOT Malang yang berisi profil, fasilitas dan kegiatan.
6.Mengkhiri interaksi dengan memberikan salam, mengucapkan terima kasih dan tetap ramah.

SOP Dalam Pengembalian dan Peminjaman Buku :

Di pintu masuk ke ruang baca, seharusnya disediakan x-banner yang berisi informasi tentang ketentuan peminjaman buku, jangka waktu peminjaman, serta ketentuan dan perhitungan denda.
a. Peminjaman Buku
1. Petugas yang berada pada meja identitas menyapa anggota dengan ramah dan membantu anggota memasukkan nomer kartu anggotanya dengan cara menghadapkan posisi barcode pada kartu anggota pada mesin barcode.
2. Membantu anggota dalam pencarian buku yang ingin dipinjamkan dengan mengarahkan anggota pada katalog perpustakaan dan mengarahkan pada susunan rak yang ingin dituju oleh anggota.
3. Petugas yang berada pada meja peminjaman buku menyapa anggota dengan ramah, memastikan jumlah dan jenis buku yang ingin dipinjam serta menginformasikan mengenai jangka waktu peminjaman kepada anggota.
4. Mengkhiri interaksi dengan memberikan salam, mengucapkan terima kasih dan tetap ramah.


b. Pengembalian Buku dan Perihal mengenai Pembayaran Denda
1. Petugas pengembalian buku menyapa anggota dengan ramah sambil mengambil buku dan kartu anggota untuk mengembalikan buku yang telah dipinamkan.
2. Memeriksa jangka waktu peminjaman buku dan penghitungan denda keterlambatan apabila buku yang dipinjam melebihi batas waktu yang ditentukan.
3. Menginformasikan jumlah denda dengan jelas kepada anggota dan penghitungannya.
4. Mengambil uang denda dan menghitungnya kembali dihadapan anggota
5. Mengkhiri interaksi dengan memberikan salam, mengucapkan terima kasih dan tetap ramah.




DAFTAR PUSTAKA


Fraiser P Seitel. 1995. The Practise of Public Relations. Prentice Hall

Johanessen, Richard L. 1996. Etika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

K Bertens. 1993. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Maria Assumpta. 2002. Dasar- Dasar Public Relations : teori dan Praktik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama


www.mufafikcenter.blogspot.com
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Analisis Citra Produk IM3

ALASAN IM3 MEMILIH SEGMENTASI ANAK MUDA

Jangan anggap ringan segmen anak muda ini karena pasar anak muda merupakan pasar seluler terbesar kedua setelah pasar pekerja. Dari total populasi, segmen pasar ini jumlahnya mencapai 35%. Walaupun mereka belum memiliki penghasilan sendiri, faktanya daya beli segmen pasar ini tergolong tinggi. Hal inilah yang menjadi keunggulan IM3 karena telah berani mengambil segmentasi di kalangan pelajar yang berujung kesuksesan. IM3 sangat menyadari bahwa sindrom sms dan internet sangat mewabah di kalangan pelajar.
Pada umumnya karakter anak muda, mau melakukan apa saja untuk menopang gaya hidupnya. Mereka juga mempunyai sifat mudah mempengaruhi dan dipengaruhi teman-temannya IM3 berhasil menciptakan citra ‘anak muda tidak lengkap jika tidak memakai IM3’. Di samping itu IM3 juga sadar bahwa anak muda bersifat sangat dinamis, maka IM3 juga harus adaptif terhadap perubahan. Beberapa contoh layanan yang diluncurkan IM3 untuk merespons dinamika pasar anak muda adalah dengan meluncurkan voucer khusus SMS dan voucer khusus Internet. Layanan tersebut diciptakan untuk menyesuaikan kantong mereka sehingga bagi anak muda, IM3 adalah segalanya, bukan hanya karena produk dan layanannya saja yang lengkap tapi juga mengerti kebutuhan mereka.
Keberadaan IM3 memang sangat kuat di pasar anak muda (anak sekolahan). Maklumlah, IM3 merupakan merek pertama yang secara khusus dan konsisten menggarap segmen ini pada saat merek-merek lain justru memandang sebelah mata dan cuma fokus menggarap segmen dewasa yang dianggap lebih memiliki daya beli bahkan dengan rakusnya melahap segala segmen. Salah satu kendaraan yang digunakan adalah IM3 Community, yakni program menggarap komunitas-komunitas. Dan khusus untuk anak muda, dibuatkan IM3 School Community. Ini merupakan program yang diberikan bagi sekolah (mulai SMP hingga perguruan tinggi), di mana pelanggan yang ada di sekolah akan mendapat manfaat khusus, seperti tarif yang lebih murah, SMS gratis dan berbagai nilai tambah lainnya. Tidak hanya anak-anak yang mendapat keuntungan, pihak sekolah pun mendapat manfaat, seperti akses wireless, broadband dan berbagai fasilitas penunjang proses belajar. Selain itu, setiap penjualan starter pack dan voucher di sekolah itu lewat koperasi sekolah, juga diberi manfaat tambahan. Ini merupakan kerja sama yang saling menguntungkan antara Indosat dan pihak sekolah, kata Teguh, Group Head Brand Marketing PT Indosat Tbk.
Kekuatan IM3 tentunya adalah ikatan yang dibangun dengan sekolah, guru dan anak sekolah. Tidak hanya kekuatan emosional tetapi juga rasional. Emosional di mana banyak anak sekolah menggunakan IM3 karena teman-temannya sudah pula menggunakan sehingga secara rasional akan dipersepsi lebih murah karena lebih banyak teman dengan nomor dari operator yang sama, sedangkan secara emosional anak sekolah punya jiwa following the crowd dan tidak ingin kelihatan berbeda dari temannya karena takut tidak dianggap. Hal ini yang akhirnya secara rasional dan emosional membuat anak sekolah sebagai basis anak muda menjadi pasar menggiurkan IM3 yang sebelumnya diabaikan oleh operator pesaingnya.
Dengan layanan yang lengkap dan ikatan emosional yang sudah terbangun, anak muda yang biasanya cenderung tidak loyal tetap bertahan menjadi pelanggan IM3. Bahkan, pertambahan usia pelanggan tidak pula memengaruhi mereka untuk pindah. “Muda” yang dikedepankan bukan hanya dari sisi usia, tapi lebih pada ‘jiwa muda’. Salah satu program yang ditawarkan Indosat bagi pelanggan IM3 yang beranjak dewasa adalah “BlackBerry” identik dengan pelanggan dewasa, tapi IM3 tetap menawarkan program bonus bagi pelanggan BlackBerry lewat IM3. Faktanya, pengguna BlackBerry paling banyak memang dari IM3,” ungkap Teguh. Jika Indosat tetap bisa memberikan produk dan layanan yang sesuai dengan gaya hidup dan jiwa muda dari pelanggan IM3, pertambahan usia pelanggan tidak menjadi alasan mereka untuk pindah.
Majunya IM3 dikarenakan komitmennya yang sangat tinggi terhadap misi jangka pendeknya. IM3 mempunyai misi menguasai pangsa pasar ditingkat anak muda dan itu benar2 dilakukan, IM3 mengumpulkan semua knowledge yang ada selama didirikan dan menggunakannya langsung sesuai kebutuhan misi perusahaan.IM3 menggunakan model yang digandrungi oleh anak mudah sebagai icon IM3, IM3 juga memberikan fasilitas yang memanjakan anak muda seperti kemurahan dalam sms, karena IM3 tau anak muda lebih sering memakai sms daripada menelepon.
Semua yang dilakukan IM3 terpusat ke satu tujuan tertentu, tidak dengan rakus ingin menguasai pangsa pasar disegala tingkatan. Dengan caranya sekarang IM3 bisa mendapat keuntungan yang tinggi dengan mengeluarkan dana yang rendah dikarenakan fokusnya tujuannya. Dengan begitu setelah sukses dengan misinya, IM3 bisa menggunakan knowledgenya itu untuk misi selanjutnya dan selalu begitu, bertahap.


CITRA YANG MENDASARI MUNCULNYA IM3

Adanya kemunculan produk IM3 sebagai kartu anak muda, Indosat ingin memunculkan citra kini, yaitu citra yang merupakan kesan yang baik yang diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/ lembaga atau hal yang lain berkaitan dengan produknya. Kartu IM3 sudah mendapatkan kesan yang baik bagi penggunanya, hal itu terbukti bahwa kartu IM3 merupakan kartu yang mempunyai tarif harga yang relatif murah yang sesuai dengan isi kantong anak muda terutama pelajar dan mahasiswa dan untuk pengguna sesama IM3 mendapatkan tarif harga yang lebih murah. Selain itu, IM3 mempunyai komunitas tersendiri yang diberi nama dengan IM3 Community, bagi pengguna IM3 yang tergabung dalam IM3 Community akan mendapatkan bonus sms, telpon, internet, dan sebagainya, Kalau Indosat sedang mengadakan event maka pengguna yang tergabung dalam IM3 akan terlibat langsung dengan event tersebut, dengan adanya IM3 Community membuktikan bahwa IM3 mempunyai kesan yang baik yang berdampak juga kesan yang baik bagi perusahaan Indosat.
Kemajuan iptek juga memberikan dampak bagi pengguna IM3, hal itu seiring dengan adanya jejaring sosial (seperti facebook, twitter, dan lain-lain) yang digemari oleh anak muda. Tarif internet yang ditawarkan oleh IM3 juga murah sehingga citra IM3 sebagai kartu anak muda terbentuk, yang sesuai dengan citra yang diinginkan oleh Indosat. Kesan baik yang diterima oleh Indosat melalui kartu IM3 juga dapat dilihat dari program acara Indonesia Idol, di acara tersebut IM3 menjadi salah satu iklannya. Acara Indonesia Idol adalah acara yang menampilkan bakat anak muda melalui bidang tarik suara, disini IM3 me-launching seri terbaru yaitu “IM3 Indonesia Idol”, melalui seri ini IM3 ingin menjelaskan segmentasi bahwa IM3 merupakan kartu anak muda.
Selain citra kini, Indosat juga ingin menampilkan citra keinginan melalui kartu IM3 juga. Citra keinginan yaitu citra yang diinginkan dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/ perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing dan tanggung jawab sosial. Melalui iklan IM3 terbukti bahwa Indosat ingin IM3 lebih dikenal dan iklan tersebut menampilkan brand ambassador yang masih muda yang menunjukkan bahwa IM3 tersegmen untuk anak muda. Melalui IM3 juga, Indosat mengadakan CSR dengan melibatkan secara langsung IM3 Community.

ALASAN PRODUK IM3 DITERIMA ANAK MUDA

IM3 disukai masyarakat-kini pelanggannya lebih dari 1,1 juta-karena dianggap inovatif. IM3 menyediakan bermacam content dan fitur yang sangat kreatif dan jauh meninggalkan yang lainnya. Apalagi cakupan seluler PT Indosat sudah mencapai 70 persen hingga 75 persen penduduk-bukan geografis-sementara sebelumnya hanya sekitar 65 persen.
Hasil survei pasar menyebutkan, pelanggan IM3 yang acapkali dikonotasikan sebagai remaja atau yang berjiwa remaja selalu ingin coba-coba, apa pun yang disajikan. Pelanggan Satelindo lebih suka hal-hal atau layanan yang sudah terbukti berjalan baik di lapangan (field proven).
Fitur yang disajikan bisa sama, tetapi dalam kemasan atau tampilan yang berbeda. Misalnya, video streaming yang sudah sejak lama disajikan oleh IM3 sebelum operator lain masuk bisa diberikan tidak persis kepada pelanggan Satelindo. Kalau untuk pelanggan IM3 dapat berupa videoklip, untuk pelanggan Mentari, misalnya, berupa klip olahraga.
Atau videoklip lain, show Mariah Carey yang sangat digemari pelanggan IM3 yang dikirim dalam bentuk multimedia messaging service (MMS), untuk pelanggan Mentari belum tentu cocok. Segmentasi ini yang akan terus dikembangkan agar pelanggan setia menggunakan kartu-kartu Indosat-nya.
Layanan paling mutakhir dari IM3 adalah MMS Info yang berupa layanan berita dalam format pesan multimedia (MMS). Berita yang dimunculkan MMS Info tidak hanya berupa teks, tetapi juga bisa dilengkapi dengan foto, suara, atau kombinasinya.
IM3 yang kreatif juga memberi layanan satu-satunya di Indonesia, yaitu IM3-transfer. Pengguna kartu Smart (prabayar) dapat mentransfer pulsanya ke nomor Smart lain setelah mendaftar lebih dulu dengan mengetik SMS kode: daftar transfer lalu mengirim ke 151. Pulsa yang dikirim sehari maksimal Rp 100.000 dan sisa pulsa pengirim minimal Rp 10.000, cukup dengan mengetik transfer, nomor handphone yang dikirim dan nominal ke 151.
Kini pelanggan IM3 juga dapat belanja lewat ponselnya, hanya dengan menunjukkan SMS yang berisi teks dan pesan bergambar atau MMS yang sebelumnya sudah di-download lewat WEB, SMS, dan STK. Dengan cara ini pemilik kartu IM3 dapat menikmati diskon sesuai merchant pilihannya, misalnya diskon 10 persen dari Starbucks. Setiap layanan IM3-Discount, pelanggan dibebani biaya voucher sebesar Rp 3.000.
Saat ini tarif IM3 diklaim sebagai tarif terhemat di antara sesama GSM, apalagi ada paket kelompok yang menghemat hingga 20 persen untuk pelanggan Smart dan 25 persen pelanggan Bright. Selain itu, wilayah lokalnya pun luas dan pengguna Smart gratis menerima telepon di wilayah yang sama. Contohnya, wilayah II adalah Jabotabek, Banten, dan Jawa Barat, wilayah III adalah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
IM3 berhasil menjadi trend setter anak muda, karena banyak program yang disukai oleh segmen pasar ini. Mulai dari layanan yang sangat akrab bagi mereka, yakni SMS hingga pengembangan ke budaya online, yang dihadirkan Indosat melalui program-program inovatif, seperti voucher IM3 SMS khusus buat penggemar SMS, program online untuk mengakomodasi kebiasaan mereka chatting, YM, Facebook serta BlackBerry messager, yang gencar dikampanyekan melalui budaya online, misalnya  melalui salah satu iklan TV yang menjadi top of mind anak muda, yakni versi online Saykoji.
” Melalui IM3, Indosat menjadi operator pertama yang hadir dengan fokus pada segmen anak muda pada tahun 2001. Melanjutkan sukses membidik pasar anak muda ini Indosat pun menghadirkan program ’Meraih Mimpi Bersama IM3’. Pengguna dapat menikmati akses broadband cepat dan murah IM3 dengan tarif hanya  Rp 0,3/kB,” tambah Guntur.
Keseriusan IM3 dalam menggarap segmen muda ini juga dilakukan dengan mengembangkan aktivasi merek melalui komunitas seperti IM3 Mobile Community dan IM3 School Community. (malang-post.com)
Sejak kemunculannya beberapa tahun silam, kartu seluler yang satu ini banyak sekali mengundang perhatian. Segmen pangsa pasar yang diambil oleh IM3 lebih mengarah ke anak muda. Mulai dari tarif yang super murah sampai fitur-fiturnya terkesan yang ABG banget. Seiring dengan perkembangannya, IM3 lebih banyak diterima di semua kalangan, baik anak muda maupun orang tua. Hal ini tak lepas dari inovasi yang dikembangkannya. Kemajuan gadget dan teknologi membuat IM3 mengerti apa yang sedang dibutuhkan oleh konsumen saat ini. Meskipun perang persaingan kartu seluler semakin menjamur, IM3 bisa menjadi pesaing tangguh bagi kartu seluler lain. Alternatif pilihan dan fitur IM3 yang beragam bisa menjadi daya tarik bagi para konsumennya. Pulsa SMS, pulsa telepon, pulsa GPRS dan kelebihan lainnya telah menjadi daya tarik para penggunanya.
Internet IM3 sepertinya lebih terdengar gemanya dibandingkan dengan produk koneksi operator lain, dalam hal ini tentu saja untuk pemakaian yang sifatnya insidensial dan terlepas dari semua paket yang menggunakan label “unlimited” yaitu IM2 Broom Unlimited dan juga Indosat 3.5G Broadband Unlimited. Apalagi telah dimunculkannya pulsa isi ulang khusus untuk pemakaian internet IM3, para IM3 addict sangat dimanjakan dengan murahnya koneksi. Tersedianya pulsa internet IM3, dalam nominal harga 5 ribu rupiah dapat digunakan kurang lebih untuk melakukan koneksi internet selama 250 menit. 5 ribu rupiah untuk melakukan koneksi internet selama 4 jam lebih 10 menit, sebuah koneksi internet yang super murah. Pemburu koneksi internet murah, tentunya sering merasakan bagaimana nikmatnya menggunakan pulsa internet IM3 yang super murah ini, tentunya jika dibandingkan dengan harus pergi ke warnet. Sampai saat ini, banyak yang ketagihan menggunakan pulsa internet IM3 sebagai fasilitas dalam memainkan beberapa game browser dan berjelajah pada situs jejaring sosial, seperti FACEBOOK, TWITTER, YM, dan masih banyak lagi yang telah membuai dengan berbagai kenikmatan yang diberikan melalui beberapa tantangan yang ada di dalamnya.
Keseriusan IM3 dalam menggarap segmen muda ini dilakukan dengan mengembangkan budaya online secara positif. Misalnya melalui voucher internet, BlackBerry prabayar harian, mingguan, bulanan, serta aktivasi merek melalui komunitas seperti IM3 Mobile Community dan IM3 School Community yang sudah dijelaskan sebelumnya.


DAMPAK PEMUNCULAN IM3 TERHADAP CITRA PERUSAHAAN

Indosat sebagai salah satu market leader yang bergerak di bidang telekomunikasi memiliki komplekitas menejemen yang tinggi baik internal maupun eksternal. Persaingan berbagai provider di masyarakat (consumer) dengan banyaknya produk sejenis yang menawarkan berbagai kelebihan, memaksa perusahaan untuk menunjukkan bahwa produk merekalah yang lebih unggul (upper hand), serta menciptakan diversifikasi produk yang terfokus pada segmentasi market tertentu.
IM3 yang merupakan salah satu produk Indosat yang tesegmen untuk anak muda. Konten aplikasi, fasilitas dan biaya yang rendah membuat IM3 dapat menjadi salah satu market leader di kalangan pengguna pemula. Dari segi profit hal tersebut memang cukup signifikan bagi perusahan, tetapi dari sisi internal menejemen, hal tersebut memunculkan satu kelemahan. Matrix, Mentari, dan Starone juga merupakan produk Indosat yang memiliki fokus segment terhadap pasar, tetapi sepanjang tahun 2009 kesan yang tertangkap konsumen terhadap Indosat adalah adanya dominasi IM3 sebagai image yang melekat dengan Brand Indosat.

Citra yang berusaha ditampilkan melalui produk IM3 yang menjadi kartunya anak mda, terbawa sampai image perusahaan yaitu identitas indosat= IM3. Dari sisi awareness masyarakat terhadap perusahaan hal tersebut dibutuhkan, tetapi muncul juga masalah yang semestinya dipehitungkan oleh perusahaan.
Ketidak seimbangan pengelolaan dan proses brand awareness dan image building antar produk Indosat sedikit demi sedikit akan menggeser paradigma masyarakat sebagai konsumen terhadap produk Indosat. Bila kondisi ini terus berlanjut, Indosat akan kehilangan pelanggan produk-produk segmen lainnya. Kondisi idealnya produk di setiap segmen harus bisa menempati posisi yang memberikan signifikansi profit atau income terhadap perusahaan.




SUMBER :


Wawancara dan observasi langsung di Galeri Indosat Malang tahun 2009


Wikipedia. Com


Malang- post.com


Vivanews.com


Beritabaru.com


Detikinet.com


Bayu Okta VW selaku MarComm Surabaya Branch 2009
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

MAGAZINE IN THE FIRST HALF OF TWENTIETH CENTURY

MAGAZINE IN THE FIRST HALF OF TWENTIETH CENTURY
Majalah mulai lebih dikenal pada awal abad ke-20 ketika beberapa jumlah dari majalah menjadi sarana untuk mengekspose korupsi politik, masalah social, dan eksploitasi ekonomi. Selama awal decade di abad ke-20, majalah yang bergengsi mengambil alih dalam memasang telinga mengenai kondisi nasional tentang social, moral, dan kata hati politik sebagai penulis, editor, dan peneerbit mereka menyelidiki kehidupan ekonomi dan politik.
Majalah, seperti semua media massa Amerika lainnya, memproduksi dan mendistribusikan hal-hal yang penting sebab mereka membuat keuntungan untuk pemilik perusahaan tersebut. Ada pula yang membuat dan memulai majalah untuk misi komunikasi tertentu – contohnya, untuk menyediakan informasi religi bagi orang-orang yang beriman.
Sebagai media advertising, di abad ke-19 dan awal abad ke-20 majalah menjadi sesuatu yang hebat. Tidak ada media yang lain yang pendistribusiannya luas untuk menggembor-gemborkan suatu barang di pasar nasional. Radio tidak akan menjadi media utama hingga tahun 1920, televise tidak akan menjadi nyata pada decade berikutnya. Dalam pengertian yang nyata, majalah dulunya hanya mimpi atau harapan bagi pembuat iklan. Untuk harga dan ruang, sebuah majalah mengedarkannya secara nasional dapat menjamin customer yang potensial di seluruh negri akan menerima pemberitaan terbsebut. Fungsi pengiklanan pada majalah ini membimbing pada penyebaran yang besar pada awal pertenghan abad ke-20. Majalah seperti Collier’s, Cosmopolitan, Liberty, dan The Saturday Evening Post mendominasi industry majalah pada pertengahan abad ke-20 karena menyediakan issue—fiksi, biografi, travel, humor, nasehat untuk ibu rumah tangga, komentar politik, dan olah raga.
THE MUCKRAKER (Pengungkap Korupsi) : MAGAZINE AS A FORCE for SOCIAL REFORM(Majalah Sebagai Desakan untuk Perbaikan Sosial)
Salah satu periode terpenting dalam sejarah majalah dimulai sebelum pergantian abad sampai akhir dari perang dunia pertama. Itu adalah sebuah waktu dimana jumlah majalah mengambil alih dalam apa yang sekarang kita sebut sebagai investigative reporting(reportase investigasi) yang saat itu lebih dikenal dengan istilah Muckraking, sebuah masa yang diciptakan oleh Presiden Theodore Roosevelt untuk mengkarakteristikkan jurnalis yang memilih untuk mengekspose sisi gelap dan buruk dari US, dari pada memuji kebaikan-kebaikan US. Majalah yang berkuasa saat era pergerakan muckraking adalah McClaure’s, The North American Review, Forum, The Atlantic Monthly, dan The Sunday Evening Post.
Dengan abad baru, pergerakan untuk mengekspose kondisi social yang tidak memuaskan berkembang menjadi tahapan yang lebih tinggi. Salah satu majalah yang paling penting saat era Muckraking adalah McClaire’s Magazine. Kedua staffnya yang bernama Lincoln Steffens dan Ida Tarbell meninggalkan tanda yang tak terhapuskan dalam sejarah investigasi jurnalistik. Steffens menginvestigasi korupsi politik yang terjadi di Amerika yang menghasilkan banyak perbaikan, Tarbell memberitakan tentang Standard Oil Trust yang membuatnya terkenal.

THE GROWTH of SPECIALTY MAGAZINE
Pada tahun 1993 terhitung 10,857 periode dari berbagai jenis penyebaran majalah di Amerika, kebanyakan dari itu focus pada special interest (ketertarikan khusus) yang akhirnya lahir majalah khusus yang membahas tenang minat pembaca seperti hobby, model, olahraga. Adanya specialty magazine membuat para advertiser bahagia, karena majalah tersebut sangat efektif dalam mencapai sasaran pembeli yang tepat. Contohnya advertiser yang bergerak di bidang olahraga suplemen misalnya, akan menaruh iklan produknya di majalah seperti sportindo yaitu majalah yang khusus membahas tentang olahraga dan kebugaran. Dengan demikian pengiklanan tunggal dapat mencapai target pembeli yang tepat untuk produk tersebut. Selanjutnya, pengiklannan semacam ini murah bila dibandingkan dengan media lain. Hal ini dikarenakan lebih tepatnya segmen yang telah ditargetkan mengetahui produk yang sesuai dari majalah yang mendukung minat atau ketertarikannya.

THE MAGAZINE as a CONTEMPORARY MEDIUM (Majalah Sebagai Media Kontemporer)
Setelah meninjau sejarah dari majalah, pertanyaan yang sering muncul adalah apa sebenarnya majalah itu dan bagaimana membedakannya dengan majalah. Secara luas, frekuensi suatu majalah diterbitkan lebih kecil dari frekuensi penerbitan koran. Majalah setidaknya butuh waktu satu minggu untuk sekali terbit bahkan ada yang bulanan, tetapi pada koran frekuensinya lebih sering dari pada majalah, koran biasanya terbit setiap hari. Majalah secara visual penampilannya lebih eksklusif dari pada koran, mungkin dengan memakai kertas yang berkualitas dan lebih tahan lama serta majalah mempunyai cover. Majalah dalam penyajian informasinya dikupas lebih mendalam dari pada koran.
Perbedaan dalam format antara majalah yang dicetak dan media yang lain menjadi kurang jelas di masa depan. Dengan menyebarnya penggunaan media online untuk mencari informasi seperti Lexis/Nexis, dan CompuServe, masyarakat mungkin pada akhirnya dapat menciptakan majalah khususnya sendiri tanpa menggunakan media kertas atau editor majalah. Bagaimanapun juga, untuk masa depan yang dapat diketahui sekarang, kebanyakan pengamat berpendapat bahwa majalah akan tetap ada dengan tampilannya sekarang yang dicetak. Karena majalah yang bersifat permanen(tahan lama) dan mudah untuk dibawa.
THE MAGAZINE INDUSTRY (Industri Majalah)
Untuk menjangkau konsumen secara khusus, penerbit majalah memisah-misahkan pembaca yang potensial, yaitu pembaca yang sesuai dengan target atau segmen melalui kategori demografi yang dibantu dengan computer, lalu menyaring produk mereka dan mencocokkannya dengan minat pembaca. Dengan kata lain mereka membidik konten dan sifat para pembaca untuk menarik konsumen tertentu. Pada majalah, seperti media lain, rating pembaca dan survey pembaca sangat penting dalam menentukan rata-rata advertising. Seperti media lain juga, majalah harus memperhatikan secara tajam pada audience atau pembaca untuk dapat bertahan.
Faktanya, industry majalah di Amerika sepertinya menjalani sebuah proses yang kontinyu yaitu proses kelahiran, adaptasi, dan kebangkrutan. Karena penerbit majalah jarang mempunyai mesin pencetak sendiri, sedangkan investasi awal dibutuhkan untuk mendirikan industry majalah yang cukup sedang atau sederhana, lalu memulai bisnis majalah dengan cukup mudah. Perawatan jauh lebih sulit. Para peneliti setuju bahwa banyak industry majalah yang bangkrut karena penerbit gagal menyeimbangkan antara hasil dari oplah/peredaran dengan hasil dari pengiklanan. Beberapa majalah bangkrut karena gagal dalam menyiasati produknya dalam perubahan minat pembaca. Majalah yang paling sukses adalah jika penerbitnya memproduksi lebih dari satu majalah, karena bila satu majalahnya gagal, mereka masih dapat bertahan dari majalahnya yang lain.
TYPES of MAGAZINE (Jenis-Jenis Majalah)
Banyak cara untuk mengkategorikan majalah, tetapi kebanyakan industry majalah hanya menentuka dua kategori majalah, yaitu : consumer magazines (majalah konsumen) dan business magazines (majalah bisnis). Consumer magazines adalah majalah yang siap dan tersedia di public dengan cara berlangganan – diterima melalui surat – atau dengan pembelian langsung di kios majalah. Business magazines adalah majalah yang menyangkup keterangan-keterangan atau informasi mengenai dunia industry, penjualan, profesi dan tertuju sebagian besar pada seseorang didalam lingkup bisnis.
Penulis Digest, publikasi memfokuskan majalah diklasifikasikan menjadi empat tipe, yaitu : trade journal (Billboard dan Modern Machine Shop), sponsored publication (American Legion), farm publication (Southern Hog Farmer), dan consumer magazines (Consumer Reports dan Food & Wine). Consumer magazines di Amerika menyediakan jangkauan yang mengesankan dari angka minat. Memperoleh pendapatan dari pengiklanan dan pelanggan, mereka menyediakan berita atau wacana dan analisa tentang topik dan issue yang disajikan dari musik klasik hingga pembuangan limbah. Industri majalah juga menyediakan berbagai macam majalah khusus, tetapi mereka mendistribusikannya pada orang-orang yang memang tertarik dan terjun langsung pada dunia tertentu. Biasanya mereka mendistribusikannya secara gratis, dan mendapatkan keuntungan dari advertisingnya. Edisi 1994 majalah Consumer’s Guide to New Magazines menuliskan laporan tentang angka majalah yang telah beredar di masyarakat yang dikelompokkan menjadi sembilan kategori yaitu : sex, 95(kategori terbesar); sport, 84; life style and service, 34; media personalities, 22; craft, games and hobies, 33; metropolitan, regional, and state, 18; gay and lesbian, 16; fishing and hunting, 13; home service, 45.
TIPE MAJALAH :
Customer magazines, majalah secara periodik untuk umum yang didapat dengan cara berlangganan. Contohnya : Tv Guide, Life, Ebony,etc.
Trade Journals, majalah yang membidik penjualan tertentu dan kalangan bisnis(biasa disebut majalah bisnis). Contohnya : Electronic Business, Modern Machine Shop, Publisher Weekly.
Sponsored Publications, publikasi internal didalam organisasi tertentu, termasuk majalah kampus dan universitas, publikasi customer majalah karyawan. Contohnya : Elks, American Region, Ambassador.
Farm Publications, majalah yang memberikan kategori sendiri karena jumlah yang besar dan derajat spesialisasi dengan majalah pertanian. Contohnya : Farm Journal, Agribusiness.
Newsmagazines, majalah yang melayani pemberitaan nasional seperti pemberitaan dikoran, sehingga pembahasannya lebih jelas dan mendalam. Contohnya : Time.
City Magazines, majalah yang dipublikasikan secara lokal dan memuat berita dan informasi yang terjadi didalam dan sekitar kota tersebut. Contohnya : Surabaya Post.
Sex Magazines, adalah majalah yang publikasinya mempunyai sirkulasi substansi yang menghasilkan pendapatan atau keuntungan, dan memiliki segmentasi tertentu, dilengkapi dengan interview dan gambar-gambar yang vulgar. Contohnya : Playboy, Playgirl.
Sport Magazines, adalah majalah yang substansinya berisi tentang liputan seputar olahraga tertentu, berita-berita hangat yang sedang terjadi, informasi tentang hasil pertandingan. Contohnya : Runner’s World, Raquetball, Skiing.
Opinion Magazines, majalah yang terdiri dari berbagai jurnal lama dan kejadian yang paling penting di Amerika pada saat itu yang patut dimuliakan. Mulai dipublikasikan sejak Perang Sipil. Conohnya : New Leader, New Republic, The Progressive.
Intellectual Magazines, majalah ini hampir sama dengan Opinion Magazine, tetapi majalah ini lebih ditujukan kepada pembaca berintelektual. Contohnya : Commentari, American Scholar.
Quality Magazines, meskipun majalah inihampir sama dengan Opinion dan Intellectual Magazines tetapi majalah ini menjangkau pembaca yang lebih umum atau luas. Contohnya : National Geographic, The Smithsonion, Atlantic Monthly.
Men’s Interest Magazines, majalah ini hampir sama dengan Sex Magazines, tetapi lebih fokus pada fashion dan tata busana, serta tidak menampilkan gambar-gambar yang vulgar. Contohnya : The Man’s Magazines, Argosy, Gentleman’s Quarterly.
Women’s Interest Magazines, merupakan salah satu majalah yang sukses hampir di seluruh negara, dengar peredaran yang paling besar dan ditujukan/segmentasinya wanita. Majalah ini berisi tentang kebutuhan para wanita khususnya, seperti busana, makeup, aksesoris. Contohnya : Savvy, Better Homes and Gardens, Good Housekeeping.
Humor Magazines, majalah ini muncul pada tahun 1870an, humor magazines ini sudah sejak lama ada sejak sebelum adanya majalah National Lampoon, Mad, dan Harpoon. Majalah humor yang paling sukses di tahun 1980 dan 1990 adalah majalah Spy. Substansi dari majalah ini adalah kumpulan cerita humor, cerita bergambar, dan karikatur. Contohnya : Spy, Puck, The Comic Weekly.
Business Magazines, beberapa majalah bisnis menyajikan ulasan yang lebar pada suatu berita, majalah bisnis yang lain dirancang untuk memberi petunjuk kepada pembaca mengenai intrik dalam stok market. Selain itu masih banyak majalah bisnis khusus lainnya, khususnya mengenai bisnis tentang teknologi dan elektronik. Contohnya : Business Week, Fortune, Forbes.
MAKING A PROFIT
Consumer magazines merupakan industry besar penghasil uang/keuntungan. Menurut Veronis, Shuler dan beberapa perkumpulan (firma yang memonitor industri), pendapatan dari iklan yang dipasang di majalah dan langganan mencapai total $20.8 milyar pada tahun 1994, dan dari jumlah consumer magazines menghasilkan $14.1 milyar, atau 68 persen.
Penjualan majalah terbesar melalui langganan. Pada kenyataannya jumlah pelanggan majalah menurun drastic dari 66 persen dari tahun 1977 menjadi 65 persen pada tahun 1992. Hal ini penting adanya sebab sebagian besar pemasukan industry majalah didapat dari pelanggan majalah tetap dan orang yang membeli majalah di kios majalah, setengahnya lagi berasal dari iklan yang masuk. Majalah percaya bahwa ia adalah industry yang dikonsumsi sebagian besar orang sehingga advertiser pun memasang iklan produknya disana karena ingin menjangkau masyarakat luas.
Seperti media pada umumnya majalah adalah ciptaan dari pasar. Majalah dapat menjadi powerfull media yang tepat, tetapi mereka harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat yang dinamis dan terus berubah-ubah. Media Advertising adalah proses yang kompleks dan dinamis yang terhubung bersamaan dengan bentuk spesifik dari isi iklan, media yang spesifik dan permintaan konsumen terhadap produk tertentu. Jadi, ketika permintaan konsumen berubah isi iklan dalam majalah disesuaikan dengan peningkatan dan penurunan, hal ini juga berpengaruh pada peningkatan dan penurunan industry majalah.
Sebagai contoh, walaupun jumlah majalah dan jumlah pembaca meningkat tajam pada tahun 1990, pendapatan majalah di Amerika hanya bergerak lambat pada tahun 1985 sampai 1990. Pada kenyataannya industry mengalami keterlambatan dibalik pertumbuhan ekonomi negara. Pertanyaannya adalah mengapa? Dan satu jawaban yang pasti adalah, pada tahun 1984 beberapa perusahaan besar (komputer, rokok, bensin, minuman keras) mengurangi iklan mereka, sebelum ini terjadi industry-industri tersebut menempati 20 persen dari total pemasangan iklan di majalah costumer magazines.
Mengapa industry-industri itu mengurangi pemasangan iklan mereka? Hasil analisis menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang terjadi bersamaan. Salah satunya adalah penurunan dari penggunaan video game dirumah. Penurunan ketertarikan masyarakat terhadap hiburan komputer dirumah mengakibatkan terbunuhnya beberapa majalah komputer. Faktor kedua adalah adanya iklan tentang larangan merokok yang ditayangkan di televisi, industry majalah berharap untuk melakukan iklan pembalasan yang dilakukan televisi. Tapi bagaimanapun konsumsi masyarakat terhadap rokok akhirnya berkurang yang menyebabkan pemasangan iklan industry yang bersangkutan pun ikut berkurang. Faktor yang ketiga adalah kenaikan harga bensin. Kesadaran masyarakat akan bahaya mengkonsumsi alcohol juga mempengaruhi pemasangan iklan di majalah.

OWNER TRENDS
Trend dalam kepemilikan media juga diterapkan oleh industry majalah. Saat ini, banyak majalah yang dimiliki oleh serangkaian kelompok. Perusahaan besar dan para konglomerat, baik firma multinasional dari luar negri maupun perusahaan media besar dalam negri, pada umumnya mereka membeli dan menggabungkannya ke penghasil uang mereka. Perlombaan kepemilikan majalah ini nampaknya tidak kunjung mereda.

THE INFLUENCE AND IMPORTANCE of MAGAZINE
Bagaimana pun ukuran dan pentingya majalah itu tidak sama, total pendapatan juga tidak bisa disamakan dengan kekuatan dan pengaruh. Setelah dievaluasai, TV Guide, dinobatkan sebagai majalah dengan pendapatan yang paling sukses dan tampak lebih penting dari majalah seperti Foreign Affair’s. Walaupun ada jutaan orang yang membaca suatu majalah dan hanya beberapa orang yang membaca majalah lain, majalah yang lebih kecil bisa saja mempengaruhi pembaca dengan isinya yang powerfull.
Hertzberg menganalisis bahwa opini yang ditampilkan dalam majalah dapat mempengaruhi orang sangat banyak melebihi jumlah majalah itu sendiri. Hal-hal tersebut dibaca oleh pemerintah, pelaku bisni, pendidik, intelektual, dan lainnya yang memiliki pengaruh terhadap public lebih besar daripada orang-orang pada umumnya. Opini majalah mengatur agenda, membentuk ide, memulai trend, dan menawarkan label tentang segala sesuatu dari tipe orang. Mungkin hal yang lebih penting, banyak yang menyebutkan bahwa majalah menjalankan fungsinya lebih baik dari pada media yang lain. Lebih jelasnya, majalah menginformasikan, tetapi membandingkan dengan jangkauan berita televisi ataupun dampak dari koran, majalah memiliki fungsi yang penting disemua aspek. Hal yang serupa juga terjadi untuk entertainment dimana televisi dan film adalah pemenang untuk hal ini. Walaupun fiksi, jenis pada majalah juga sangat penting terhitung dari konten atau isinya saat ini. Tidak ada lawan/pesaing majalah yang kuat. Majalah juga dapat membuat investigasi yang panjang dan menampilkan penemuan mereka dalam bentuk yang lebih dalam. Contohnya The New Yorker, majalah analisis yang telah dikenal secara luas, dapat menampilkan artikel panjang tentang hukum dan keadilan dalam nuansa yang menyangkutkan filosofi dan artikel tentang PBB yang berulang kali menantang moral dari sang pengarangnya. The New Yorker melakukan hal seperti ini dalam konteks 80 tahun sejarahnya yang berhasil mendapatkan reputasi tinggi untuk analisis-analisisnya. Ketika The New Yorker berbicara sebuah issue orang-orang akan mendengarkan. Dan ide yang ditampilkan diambil dan didifusikan oleh lebih banyak lagi majalah-majalah popular, koran, dan bahkan televisi kepada audiencenya yang jauh lebih besar dari pembacanya sendiri. Jadi, opini majalah yang dihargai dapat memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dari saran-saran yang diasampaikan.
Pada umumnya majalah tidak hanya bertahan sebagai media, tetapi maju dan berkembang dengan pesat dari dekade ke dekade. Majalah telah menghadapai berbagai tantangan dalam sejarah panjangnya dan bertahan dengan beradaptasi dengan perubahan-perubahan system komunikasi massa. Keragaman yang luar biasa yang ditemukan dalam industry menyediakan sesuatu untuk semua orang dalam bentuknya, majalah memiliki kemampuan yang portable, permanen, dan ditampilkan dengan level yang sesuai dengan kemampuan para pembacanya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS