Analisis Perpustakaan Kota Malang

BAB I

1.2. Latar Belakang
Perpustakaan merupakan aspek penting dalam dunia pendidikan, karena perpustakaan menyediakan sumber ilmu pengetahuan yaitu buku. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk menyediakan perpustakaan umum bagi penduduknya. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kota Malang. Perpustakaan Kota Malang terletak di Jalan Ijen.
Gedung Perpustakaan Kota Malang berada di lokasi yang cukup strategis karena berada dekat dengan pusat kota dan banyak sekali institusi pendidikan yang berada tidak jauh dari lokasi. Selain itu dari luar, gedungnya pun terlihat terawat dengan baik. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah penampilan luar tersebut sebaik dengan fasilitas yang disediakan. Perpustakaan Kota adalah salah satu fasilitas yang disediakan dan dikelola oleh pemerintah. Dan apapun yang dikelola oleh pemerintah memiliki citra yang kurang baik. Banyak hal yang menjadi penyebab, seperti birokrasi yang terlalu rumit, pelayanan yang kurang memuaskan, fasilitas yang tidak dikelola dengan baik, dan aspek-aspek visual yang masih diabaikan. Keadaan seperti itu memang terdapat di beberapa tempat umum yang dikelola pemerintah seperti museum, terminal, dan perpustakaan kota.
Dengan keadaan tersebut maka penulis memilih Perpustakaan Kota Malang sebagai lokasi penelitian untuk mata kuliah Manajemen Citra Perusahaan. Dengan keadaan Perpustakaan Kota Malang yang seperti sekarang ini, bagaimanakah citra yang terbentuk di masyarakat.


1. 2. Rumusan Masalah
1. Faktor pembentuk citra apa yang telah dilakukan oleh Perpustakaan kota Malang?



BAB II

2. 1 Pembahasan
Menurut Bill Canton citra adalah, “Image is the impression, the feeling, the conception which the public has of company, a concioussly created impression of an object, person or organization.(Bill Canton). Sedangkan Menurut Katz” Citra adalah cara bagaimana pihak ain memandang sebah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas”. Sementara Menurut Jalaluddin Rahmat : “citra adalah gambaran subjektif mengenai realitas, yang dapat membantu seseorang dalam menyesuaikan diri dengan realitas kongkret dalam pengalaman seseorang”.
Berdasarkan definisi di atas maka citra adalah hasil gabungan dari semua kesan yang didapat dari pesan (simbol) yang diproduksi secara konsisten oleh perusahaan/organisasi, baik itu dengan cara melihat nama, mengamati perilaku atau membaca suatu aktivitas atau melihat bukti material lainnya.

CORPORATE IMAGE
Adalah persepsi publik terhadap (identitas) perusahaan yang terbentuk dari asosiasi antara perusahaan sebagai subjek dan atribut-atributnya (identitas), seperti : tampilan fisik (logo, gedung, lobi kantor, uniform, visi misi, budaya, tingkat kepedulian pd lingkungan, bertanggungjawab dan lainnya).

MANAJEMEN CITRA
Bagaimana sebuah perusahaan, atau sebuah organisasi mengelola persepsi/gambaran (perception management) yang hendak dibangun (dijual) atau yang akan diberikan kepada publik internal / eksternal”.
Suatu proses kegiatan untuk menggerakkan dan mengendalikan suatu usaha kerja sama dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan yaitu berupa kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi yang telah ditentukan.

PR & PEMBENTUKAN CITRA
Efektivitas PR di dalam pembentukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan :
kemampuan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam menyelesaikan tugas organisasinya, baik secara individual maupun tim yang dipengaruhi oleh praktek berorganisasi (job design, reward system, komunikasi dan pengambilan keputusan) dan manajemen waktu/ perubahan dalam mengelola sumberdaya (materi, modal dan SDM) untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif, yaitu mencakup penyampaian perintah, informasi, berita dan laporan, serta menjalin hubungan dengan orang. Hal ini tentunya erat dengan penguasaan identitas diri yang mencakup aspek fisik, personil, kultur, hubungan organisasi dengan pihak pengguna, respons dan mentalitas pengguna (Hubeis, 2001).

FAKTOR PEMBENTUK CITRA :
1. Identitas fisik
Visual : nama, by line, tag line, logo, teks (akronim)/pilihan font, warna, sosok gedung, lobi kantor.
Audio : jingle
Media komunikasi : company profile, brosur, leaflet, iklan, laporan tahunan, pemberitaan media, media partner,

2. Identitas non fisik
Sejarah, filosofi, kepercayaan, nilai-nilai, budaya/kultur

3 Manajemen organisasi:
Visi, misi, sistem, kebijakan, aturan, alur-prosedur, teknologi, SDM, strategi organisasi, job design, reward system, sistem pelayanan, positioning produk

4. Kualitas Hasil
Mutu produk & pelayanan

5. Aktivitas & Pola hubungan
Hubungan organisasi dengan publik, respon –tanggung jawab sosial & mentalitas /perilaku indivdu SDM organisasi, kualitas komunikasi, pengalaman pelanggan (testimoni), jaringan komunikasi / bisnis / organisasi

FAKTOR LAINNYA DALAM PEMBENTUKAN CITRA :
Faktor image karena nama besar. Misalnya : BMW, Mercedez Benz, Volkswagen
Image yang tertanam secara turun temurun. Misalnya : Honda
Image yang dibangun karena promosi. Misalnya : yamaha
Image yang dibangun karena exlusifitas. Misalnya : harley davidson

Untuk membahas hasil dari penelitian tentang citra Perpustakaan Kota Malang, penulis pertama-tama akan mengklasifikasikan pertanyaan dari questioner berdasarkan faktor-faktor- pembentuk citra. Adapun hasil klasifikasi adalah sebagai berikut :
a.Identitas fisik
1.Gedung Perpustakaan Kota Malang terawat dengan baik
2.Kenyamanan ruang baca di Perpustakaan Kota Malang
3.Kebersihan Perpustakaan Kota Malang terawat dengan baik
4.Kepuasan terhadap fasilitas kantin
5.Keamanan terhadap penitipan barang
6.Kebersihan toilet
7.Tata ruang dan pencahayaan di Perpustakaan Kota Malang
8.Letak Perpustakaan Kota Malang di lokasi yang strategis
9.Desain kartu anggota Perpustakaan Kot a Malang

b.Manajemen Organisasi
1.Proses Pendaftaran anggota
2.Katalog buku yang disediakan oleh Perpustakaan Kota Malang

c.Kualitas Hasil
1.Kelengkapan koleksi buku di Perpustakaan Kota Malang
2.Keadaan fisik koleksi buku di Perpustakaan Kota Malang
3.Keteraturan dalam penataan koleksi buku
4.Ketersediaan fasilitas hot-spot di Perpustakaan Kota Malang
5.Pelayanan yang diberikan kepada anggota Perpustakaan Kota Malang
6.Pengadaan kegiatan – kegiatan yang bertempat di Perpustakaan Kota Malang

d.Aktivitas Hasil
1.Publikasi terhadap kegiatan – kegiatan yang dilakukan di Perpustakaan Kota Malang
2.Penerimaan terhadap keluhan yang disampaikan oleh anggota Perpustakaan Kota Malang
3.Penanggapan dan penyelesaian terhadap keluhan yang disampaikan oleh anggota Perpustakaan Kota Malang
4.Penjalinan hubungan baik dan berkelanjutan dengan para anggotanya


BAB III


3.1. Kesimpulan



3. 2. Saran

1.Identitas Fisik
a.Meningkatkan tingkat kebersihan di Perpustakaan Kota Malang terutama pada area toilet. Yang bisa dilakukan antara lain dengan cara menambah petugas kebersihan yang bertanggung jawab pada kebersihan toilet. Sehingga dalam jam operasional, toilet tetap terus dibersihkan. Mungkin pengelolaan kebersihan toilet bisa berpanutan pada cara pengelolaan toilet di pusat perbelanjaan seperti Mall Olympic Garden atau Malang Town Square.
b.Untuk fasilitas kantin, seharusnya PUSKOT Malang lebih memeberikan petunjuk pada masyarakat bahwa terdapat kantin di bagian belakang gedung. Selain itu, pihak PUSKOT Malang perlu mendesain ulang dekorasi kantin sehingga kantin terlihat lebih menarik.
c.Memperbaiki desain kartu anggota perpustakaan. Berdasarkan hasil dari penelitian, sebagian besar anggota merasa tidak puas dengan desain kartu anggota. Oleh karena itu kami mengusulkan desain kartu anggota sebagaimana yang tercantum pada gambar berikut ini :
2.Kualitas hasil
a.Dalam pengelolaan keluhan paling tidak PUSKOT Malang menyediakan kotak saran dan keluhan.
b.Ketika kotak saran sudah tersedia, maka pihak PUSKOT Malang secara berkala melakukan evaluasi berdasarkan keluhan yang ada. Minimal sebulan sekali, pihak PUSKOT Malang membaca keluhan dalam kotak saran. Setelah dibaca maka PUSKOT Malang menanggapi keluhan dengan cara memberikan klarifikasi atau melakukan perbaikan-perbaikan berkaitan dengan keluhan yag masuk.

Sebagian besar responden merasa bahwa pelayanan yang diberikan oleh pegawai PUSKOT Malang kurang memuaskan. Oleh karena itu, peneliti menyarankan Standard Operating Procedure untuk memperbaiki pelayanan.

“Standard Operating Procedure”
Pelayanan Perpustakaan Kota Malang

Tujuan dari penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) bagi Perpustakaan Kota Malang adalah :
Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dan kepada pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Sebagai standar baku dalam kualitas pelayanan yang diberikan.
Sebagai sarana untuk mewujudkan visi dan misi Kota Malang yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik.

SOP dalam Pendaftaran Anggota :
Sebelum masuk kepada SOP, yang pertama harus dilakukan adalah memberikan informasi tentang persyaratan yang harus dilengkapi, biaya, dan tempat pengambilan formulir dalam proses registrasi. Informasi ini bisa dicantumkan dalam website PUSKOT Malang, atau bisa berupa x-banner yang diletakkan di beberapa tempat strategis seperti di depan front office atau tempat pendaftaran. Dengan demikian akan memudahkan baik masyarakat maupun petugas perpustakaan.
1.Menyapa calon anggota dengan ramah.
2.Memeriksa kelengkapan persyaratan.
3.Apabila sudah lengkap, petugas memberikan informasi tentang pengambilan kartu anggota.
4.Memberikan Kartu Anggota sementara, sekaligus memberikan informasi bagaimana penggunaannya.
5.Pada saat pengambilan kartu anggota tetap, petugas juga harus memberikan informasi tentang keanggotaan dan PUSKOT Malang, bisa dengan memberikan brosur PUSKOT Malang yang berisi profil, fasilitas dan kegiatan.
6.Mengkhiri interaksi dengan memberikan salam, mengucapkan terima kasih dan tetap ramah.

SOP Dalam Pengembalian dan Peminjaman Buku :

Di pintu masuk ke ruang baca, seharusnya disediakan x-banner yang berisi informasi tentang ketentuan peminjaman buku, jangka waktu peminjaman, serta ketentuan dan perhitungan denda.
a. Peminjaman Buku
1. Petugas yang berada pada meja identitas menyapa anggota dengan ramah dan membantu anggota memasukkan nomer kartu anggotanya dengan cara menghadapkan posisi barcode pada kartu anggota pada mesin barcode.
2. Membantu anggota dalam pencarian buku yang ingin dipinjamkan dengan mengarahkan anggota pada katalog perpustakaan dan mengarahkan pada susunan rak yang ingin dituju oleh anggota.
3. Petugas yang berada pada meja peminjaman buku menyapa anggota dengan ramah, memastikan jumlah dan jenis buku yang ingin dipinjam serta menginformasikan mengenai jangka waktu peminjaman kepada anggota.
4. Mengkhiri interaksi dengan memberikan salam, mengucapkan terima kasih dan tetap ramah.


b. Pengembalian Buku dan Perihal mengenai Pembayaran Denda
1. Petugas pengembalian buku menyapa anggota dengan ramah sambil mengambil buku dan kartu anggota untuk mengembalikan buku yang telah dipinamkan.
2. Memeriksa jangka waktu peminjaman buku dan penghitungan denda keterlambatan apabila buku yang dipinjam melebihi batas waktu yang ditentukan.
3. Menginformasikan jumlah denda dengan jelas kepada anggota dan penghitungannya.
4. Mengambil uang denda dan menghitungnya kembali dihadapan anggota
5. Mengkhiri interaksi dengan memberikan salam, mengucapkan terima kasih dan tetap ramah.




DAFTAR PUSTAKA


Fraiser P Seitel. 1995. The Practise of Public Relations. Prentice Hall

Johanessen, Richard L. 1996. Etika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya

K Bertens. 1993. Etika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Maria Assumpta. 2002. Dasar- Dasar Public Relations : teori dan Praktik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama


www.mufafikcenter.blogspot.com
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Analisis Perpustakaan Kota Malang"

Posting Komentar